Bisnis.com, WASHINGTON — Sengketa paten antara Qualcomm Inc. dan Apple berlanjut ke meja Komisi Perdagangan Luar Negeri Amerika Serikat (ITC). Kali ini Qualcomm minta agar ITC melarang penjualan produk seperti iPhone dan iPad.
Produsen chip yang berbasis di San Diego itu, mengklaim bahwa Apple melanggar enam paten yang mencakup berbagai aspek teknologi telepon genggam.
Tuntutan Qualcomm diarahkan untuk meningkatkan tekanan pada Apple agar membayar hak paten, serta untuk membuktikan bahwa produsen chip ini masih terdepan dalam membuat teknologi.
Qualcomm juga meminta ITC agar melarang Apple mengimpor perangkat yang dianggap melanggar paten. Tuntutan serupa juga dilayangkan ke Pengadilan Federal California, Kamis pekan lalu.
Penasihat hukum Qualcomm Don Rosenberg mengatakan pihaknya berupaya meningkatkan nilai pengamanan produknya. “Mereka [Apple] telah memanfaatkan teknologi baru ini dan tidak membayarnya,” katanya.
Dalam pengaduannya ke ITC, Qualcomm meminta agar iPhone dilarang karena menggunakan prosesor baseband selular selain yang disediakan oleh peroduk yang terafiliasi oleh Qualcomm.
Dalam permintaan ini, Qualcomm memang tidak menyebut Intel yang diketahui memasok chip untuk beberapa produk iPhone, seperti iPhone 7.
Stacy Rasgon, analis di Bernstein, mengatakan bahwa kasus yang diadukan ke ITC biasanya memakan waktu 16 bulan dan tidak akan memengaruhi peluncuran iPhone selanjutnya, yang diharapkan terjadi pada musim gugur ini. “Saya ragu [kasus ini] akan banyak memberikan tekanan langsung pada Apple.”
Sementara itu, analis dari IDC Corp. Will Stofega mengatakan pada dasarnya Apple menginginkan harga yang lebih rendah, tetapi Qualcomm tidak memberikannya.
Sebelumnya, Apple juga telah memotong biaya pembayaran lisensi teknologi ke Qualcomm dan mengajukan tuntutan antimonopoli, dengan tuduhan pembuat chip tersebut mencoba menguasai pasar industri.
Januari lalu, Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat (FTC) mengajukan tuntutan hukum terhadap Qualcomm dan menuduhnya menggunakan taktik antikompetisi untuk mempertahankan industri pada teknologi semikonduktor penting yang digunakan untuk telepon genggam.
Pada saat itu, FTC mengatakan bahwa Qualcomm menggunakan posisi dominan sebagai pemasok chip untuk menerapkan persyaratan penawaran yang dianggap berat kepada produsen ponsel dengan dampak untuk melemahkan pesaing.