Kabar24.com, JAKARTA – Situasi perhelatan pertemuan puncak KTT G-20 di Hamburg, Jerman, diwarnai dengan protes para demonstran yang menyebar ke seluruh kota.
Protes para demonstran disertai dengan aksi pembakaran mobil serta bentrok dengan pihak kepolisian, sehari setelah sebuah demonstrasi anti-kapitalis di kota pelabuhan tersebut dibubarkan dengan semburan meriam air dan merica.
Di saat Kanselir Jerman Angela Merkel menyambut para pemimpin dunia, di antaranya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, para demonstran mencoba untuk memblokir akses masuk ke pusat kongres yang menyelenggarakan pertemuan G-20.
Satu kelompok demonstran dikabarkan menduduki jalanan yang rencananya akan dilewati oleh rombongan Trump untuk menghadiri pertemuan tersebut. Polisi menggunakan meriam air untuk mencoba dan mengakhiri aksi ini.
Sementara itu, kelompok demonstran lainnya berusaha menghentikan operasi logistik di pelabuhan Hamburg, pelabuhan terbesar ketiga di Eropa.
“Beberapa kelompok demonstran di dalam kota telah menduduki persimpangan jalan, kami berada di tempat kejadian dan menyerukan mereka untuk meninggalkan tempat tersebut dengan damai,” kata pihak kepolisian Hamburg dalam sebuah pernyataan di Twitter, seperti dikutip dari Bloomberg (Jumat, 7/7/2017).
Chaos itu menambah ketegangan pada hari pertama pertemuan G-20 yang berlangsung selama dua hari tersebut, dimana Trump dijadwalkan mengadakan tatap muka pertamanya dengan Putin.
Sejumlah helikopter berputar di atas kota dan jalan-jalan dipenuhi dengan polisi dan mobil lapis baja. Lalu lintas di kota berpenduduk 1,7 juta orang itu pun terhenti.
Pihak kepolisian telah bergulat semalaman dengan sejumlah anarkis berpakaian hitam yang membakar mobil dan mengamuk di seluruh lingkungan Schanzenviertel di kota tersebut setelah ribuan demonstran dihentikan oleh polisi pada Kamis malam (6/7) waktu setempat.
Para aktivis dengan kelompok yang disebut “Block G-20” melakukan blokade, termasuk di jembatan tempat iring-iringan mobil Trump direncanakan untuk mencapai pertemuan tersebut.
Kelompok berkode warna lainnya diposisikan untuk menduduki tempat lain. Aksi terpisah, yang menamakan dirinya “Shut down the logistics of the capital" memblokir titik masuk untuk truk kontainer ke pelabuhan.
