Kabar24.com, JAKARTA - Setelah berakhirnya musim mudik Hari Raya Idul Fitri, kemacetan kembali menjadi pemandangan biasa di sejumlah kota besar, khususnya Jakarta.
Menurut Ketua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan, populasi kendaraan bermotor yang tidak terkontrol menjadi penyebab utama kemacetan ini. Ruas dan panjang jalan yang ada dinilai sudah tidak lagi mampu menampung jumlah kendaraan yang terus meningkat.
Sementara itu, pembangunan infrastruktur dengan membangun ruas tol secara massif dianggap bukan menjadi solusi handal.
"ITW pesimis proyek tersebut menjadi solusi jangka panjang. Apabila tidak disertai dengan pembatasan jumlah kendaraan yang setiap hari terus bertambah," kata Edison dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (4/7/2017).
Semestinya, kata Edison, pemerintah lebih fokus pada penyediaan transportasi angkutan umum yang aman, nyaman dan terintegrasi ke seluruh penjuru serta terjangkau secara ekonomi. guna menarik minat masyarakat menggunakan kendaraan umum.
Upaya itu juga harus dibarengi dengan pembatasan penjualan kendaraan bermotor di kota-kota besar dalam waktu tertentu atau berjangka.
“Pemerintah bisa melakukan moratorium berjangka penjualan kendaraan bermotor di kota-kota tertentu,hingga jumlah kendaraan ideal dengan daya tampung ruas dan panjang jalan,” tambahnya.
Faktor kesadaran tertib lalu lintas masyarakat yang masih sangat rendah serta penegakan hukum yang belum maksimal juga dianggap sebagai faktor lain penyebab tingginya angka kemacetan.
Untuk itu, upaya peningkatan kesadaran berlalu lintas juga perlu ditingkatkan berikut penegakan hukum yang maksimal.