Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menpar Ikut Rayakan Tradisi Lebaran di Banyuwangi

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mempromosikan tradisi lebaran Barong Ider di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, yang dinila cukup potensial sebagai daya tarik wisata.
Menteri Pariwisata Arief Yahya/Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum
Menteri Pariwisata Arief Yahya/Bisnis.com-Natalia Indah Kartikaningrum

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mempromosikan tradisi lebaran Barong Ider di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, yang dinila cukup potensial sebagai daya tarik wisata.

Dalam keterangan resminya, Rabu (28/6/2017), Arief mengatakan ritual adat yang unik itu berlangsung setiap tanggal 2 Syawal atau hari kedua Idulfitri. Arief menyaksikan parade Barong Ider Bumi di Desa Wisata Kemiren, Banyuwangi, sekaligus melepas burung merpati sebagai simbolisasi kesetiaan tiada akhir.

Arief juga turut melempar koin receh sebagai tanda kemakmuran dan kesejahteraan, sebelum turut dalam parade Barong dengan menaiki kuda.

Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan, Barong Ider adalah sebuah tradisi dan ritual adat unik yang hanya ada di Banyuwangi. "Masyarakat setempat percaya, arak-arak Ider Bumi maka Kampung Kemiren akan terhindar dari segala keburukan," katanya.

Menurut dia, dari tahun ke tahun acara ini cukup kuat menyedot perhatian publik yang diharapkan juga akan menaikkan minat wisatawan mancanegara maupun lokal untuk berkunjung ke Desa Adat Kemiren. "Barong Ider Bumi Kemiren tepatnya adalah upacara adat oleh leluhur masyarakat Suku Using Kemiren, dimana tujuan ritual ini adalah sebagai media tolak bala, melindungi kampung dari segala hal yang negatif, hama tanaman, wabah penyakit, dan serakat yang ada di Kemiren," ujar Bramuda.

Arief Yahya menyambut baik tradisi adat masyarakat asli suku Using Banyuwangi yang dianggapnya masih kental menjunjung tinggi nilai tradisi dengan melestarikan budaya dan kesenian para leluhur.

Salah satu pertunjukan yang menakjubkan disajikan oleh seorang balita Akbar dan Killa yang baru berusia empat tahun yang membawakan tari Jaran Goyang. "Ini bentuk pelestarian sejak dini. Anak balita bisa menari seluwes itu. Kita harap ada pelestarian lahir dan terus berkembang di tempat ini," kata Arief.

Arief Yahya sempat menikmati santapan kuliner pecel pitik di Desa Kemiren yang merupakan makanan khas Banyuwangi dengan bahan utama ayam kampung muda.

Soal akses menuju Banyuwangi, Menpar menegaskan kini semakin banyak pilihan di antaranya dengan penerbangan langsung rute Jakarta-Banyuwangi setiap hari."Selain itu, ada tiga penerbangan yang melayani rute Surabaya-Banyuwangi tiga kali dalam sehari. Fasilitas untuk wisatawan kian lengkap, ada homestay sampai hotel bintang empat," kata Arief Yahya.

Jakarta, 28/6 (Antara) - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mempromosikan tradisi lebaran Barong Ider di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, yang dianggapnya potensial sebagai daya tarik wisata.

Menpar Arief Yahya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu, mengatakan ritual adat yang unik itu berlangsung setiap tanggal 2 Syawal atau hari kedua Idul Fitri.

Arief Yahya menyaksikan parade Barong Ider Bumi di Desa Wisata Kemiren, Banyuwangi, sekaligus melepas burung merpati sebagai simbolisasi kesetiaan tiada akhir.

Arief juga turut melempar koin receh sebagai tanda kemakmuran dan kesejahteraan, sebelum turut dalam parade Barong dengan menaiki kuda.

Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan, Barong Ider adalah sebuah tradisi dan ritual adat unik yang hanya ada di Banyuwangi.

"Masyarakat setempat percaya, arak-arak Ider Bumi maka Kampung Kemiren akan terhindar dari segala keburukan," katanya.

Menurut dia, dari tahun ke tahun acara ini cukup kuat menyedot perhatian publik yang diharapkan juga akan menaikkan minat wisatawan mancanegara maupun lokal untuk berkunjung ke Desa Adat Kemiren. "Barong Ider Bumi Kemiren tepatnya adalah upacara adat oleh leluhur masyarakat Suku Using Kemiren, dimana tujuan ritual ini adalah sebagai media tolak bala, melindungi kampung dari segala hal yang negatif, hama tanaman, wabah penyakit, dan serakat yang ada di Kemiren, ujar Bramuda.

Arief Yahya menyambut baik tradisi adat masyarakat asli suku Using Banyuwangi yang dianggapnya masih kental menjunjung tinggi nilai tradisi dengan melestarikan budaya dan kesenian para leluhur.

Salah satu pertunjukan yang menakjubkan disajikan oleh seorang balita Akbar dan Killa yang baru berusia empat tahun yang membawakan tari Jaran Goyang.

"Ini bentuk pelestarian sejak dini. Anak balita bisa menari seluwes itu. Kita harap ada pelestarian lahir dan terus berkembang di tempat ini," kata Arief.

Arief Yahya sempat menikmati santapan kuliner pecel pitik di Desa Kemiren yang merupakan makanan khas Banyuwangi dengan bahan utama ayam kampung muda.

Soal akses menuju Banyuwangi, Menpar menegaskan kini semakin banyak pilihan di antaranya dengan penerbangan langsung rute Jakarta-Banyuwangi setiap hari.

"Selain itu, ada tiga penerbangan yang melayani rute Surabaya-Banyuwangi tiga kali dalam sehari. Fasilitas untuk wisatawan kian lengkap, ada homestay sampai hotel bintang empat," kata Arief Yahya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Riendy Astria
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper