Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Progress Perundingan Batas Laut Indonesia-Malaysia

Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Penetapan Batas Maritim (PBM) RI-Malaysia Eddy Pratomo menyatakan Indonesia dan Malaysia sudah berunding tentang laut teritorial antara Tawau dan Sebatik.
Ilustrasi/velasco indonesia
Ilustrasi/velasco indonesia

Kabar24.com, JAKARTA - Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Penetapan Batas Maritim (PBM) RI-Malaysia Eddy Pratomo menyatakan Indonesia dan Malaysia sudah berunding tentang laut teritorial antara Tawau dan Sebatik.

Mengenai progres perundingan, Eddy menjelaskan bahwa kedua negara sudah saling bicara soal batas, soal garis.

“Kita saling mengajukan klaim. Klaim itu semuanya masih belum dapat direfleksikan dalam sebuah garis. Mudah-mudah tahun depan sudah agak kelihatan garisnya,” katanya, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Senin (12/6/2017).

Dia menjelaskan bahwa perundingan batas laut RI-Malaysia itu lama karena memang menggunakan banyak teori, banyak strategi.

"Selanjutnya kita akan berunding mengenai batas kontinen di Ambalat yang banyak sumber minyak dan gasnya,” ujarnya.

Dia mengatakan kedatangannya ke Kaltara yang akan dilanjutkan ke Pulau Sebatik pada Selasa (13/11) besok dimaksudkan untuk melihat langsung di lapangan tentang titik-titik terluar, kondisi sosial ekonomi pertahanan keamanan, dan mendapatkan masukan dari kantor Gubernur.

"Kan masalah kedaulatan di laut jadi kita harus hati-hati sekali,” ujarnya.

Sejauh ini, delegasi RI dan Malaysia sudah enam kali bertemu melakukan perundingan.  Perundingan yang ketujuh akan digelar bulan depan di Kuala Lumpur, Malaysia

Hal yang paling krusial di perundingan ke-7, lanjut Eddy, masih batas laut teritorial. Adapun, dia menyebutkan ada beberapa prinsip dasar delimitasi yang agak berbeda antar dua negara.

Eddy menegaskan fokus utama perundingan untuk Indonesia adalah laut teritorial dimana Indonesia punya kedaulatan penuh agar penegakan hukum di luar teritorial itu dapat tercapai. Sehingga tidak ada pelanggaran wilayah laut, tidak ada penangkapan secara ilegal karena masing-masing sudah tahu batasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper