Kabar24.com, LONDON - Kursi Perdana Menteri Inggris kembali bergoyang labil sejalan penghitungan suara pada Pemilu Inggris.
Hingga penghitungan 450 kursi, Partai Konservativ hanya meraih 191 kursi, jauh dibandingkan Partai Buruh yang meraup 205 kursi.
Kondisi ini membuat Pimpinan Partai Partai Buruh Inggris Jeremy Corbyn mengumbar senyum.
Hal kontras nampak terlihat pada wajah Theresa May yang serius.
Theresa May saat menanti hasil penghitungan suara bersama konstituennya di Maidenhead, (9/6/2017). -Reuters-Toby Melville.jpg
Di atas angin, pemimpin oposisi Inggris, Corbyn meminta agar PM May bersiap untuk mundur.
Baca Juga
Corbyn mengatakan sudah saatnya Perdana Menteri Theresa May mundur setelah hasil pemilihan mengindikasikan dia telah kehilangan suara, dukungan dan kepercayaan para pemilih.
"Pemilu ini mensyaratkan agar perdana menteri mendapatkan dukungan mayoritas yang besar agar dia bisa menegakkan kewibawaannya," kata Corbyn di London.
"Jika ada pesan dari hasil malam ini, inilah dia: Perdana Menteri mengadakan pemilihan ini karena dia menginginkan sebuah mandat," kata Corbyn, seperti dikutip Reuters, Jumat (9/6/2017).
"Amanat yang dia dapatkan hilang dari kursi Konservatif, kehilangan suara, kehilangan dukungan dan kehilangan kepercayaan diri," lanjut Corbyn.
"Saya akan berpikir hasil itu cukup sebagai isyarat untuk pergi, dan memberi jalan bagi pemerintah yang akan benar-benar mewakili semua orang di negara ini," tegasnya.
Pada kesempatan terpisah PM Inggris Theresa May menyatakan bahwa negara membutuhkan periode stabilitas apa pun hasil pemilu nantinya.
May menambahkan, Konsevatif akan melaksanakan tugas untuk menghadirkan stabilitas yang dibutuhkan Inggris Raya.