Tiga Negara Tawarkan Diri Jadi Mediator Perdamaian
Meningkatnya ketegangan politik akibat pemutusan hubungan diplomatik tujuh negara Timur Tengah kepada Qatar, menarik simpati dari negara-negara Muslim lainnya.
Turki, Sudan, dan Kuwait dalam hal ini berusaha menawarkan diri sebagai penengah dan mediator bagi kedelapan negara yang berkoflik tersebut. Fenomena ini menjadi unik, lantaran Qatar selama ini hampir selalu menjadi negara mediator atas setiap konflik di Teluk Arab, terutama saat Arab Saudi dan Iran berselisih.
“Kami berharap adanya dialog untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Presiden juga sedang mengusahakan solusi diplomatik atas konflik negara-negara itu,” kata juru bicara Preisden Turki Recep Tayyip Erdogan, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (6/6/2017).
Sikap serupa juga digaungkan oleh Sudan. Negara dari benua Afrika itu menyatakan keprihatinannya atas perselisihan tersebut. Pemerintah negara tersebut juga bersedia menjadi dan penengah konflik itu.
Senada, Kuwait yang juga berada di kawasan Teluk Arab telah menyatakan desakannya agar Qatar, Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Yaman, Libya, dan Maladewa segera mendinginkan hubungan politiknya
Pemimpin atau Emir Kuwait yakni Sheikh Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah meminta para pemimpin Qatar untuk sementara menahan diri dan menenangkan masyarakatnya. Hal itu dinilainya penting untuk menahan munculnya potensi perselisihan baru.
Al-Sabah meminta Tamim bin Hamad bin Khalifa Al-Thani seagai wakil dari Qatar untuk membuka peluang mediasi dengan Arab Saudi dan enam negara lainnya. Pasalnyak dia melihat adaya peluang berdamai dari negara-negara tersebut setelah penasihat Kerajaan Saudi Khalid al-Faisal berkunjung ke Kuwait Senin (6/6/2017).