Bisnis.com, KABUL - Serangkaian ledakan di Kabul pada Sabtu (3/6/2017) membunuh sedikit-dikitnya 12 orang di pemakaman salah satu korban bentrokan polisi dengan pengunjuk rasa sehari sebelumnya.
Kejadian itu meneruskan gelombang kekerasan di ibu kota Afghanistan tersebut sejak serangan bom truk pada pekan ini.
Dua saksi di pemakaman tersebut menyatakan setidak-tidaknya 12 orang tewas. Tolo News TV dan media lain Afghanistan melaporkan korban berjumlah 18 orang. Sejumlah 18 lagi dilaporkan terluka.
Kepala pelaksana pemerintah Abdullah Abdullah berada di pemakaman itu, namun tidak terluka, kata pernyataan kantornya.
Beberapa pejabat tinggi keamanan terluka.
Belum ada yang menyatakan bertanggung jawab atas kejadian itu.
Taliban, yang sering melakukan serangan bom pada masa lalu, dengan cepat mengeluarkan penolakan berperan dan sebagai gantinya menyalahkan persaingan kelompok di kubu pemerintahan, kata juru bicara kelompok tersebut, Zabihullah Mujahid.
Ledakan itu terjadi saat pemakaman Mohammad Salim Izadyar, anak wakil ketua senat. Ia meninggal sesudah terluka parah dalam bentrokan saat unjuk rasa pada Jumat.
Pengunjuk rasa menentang pemerintah atas masalah keamanan sesudah ledakan bom truk besar menewaskan lebih dari 80 orang dan melukai 460 orang.
Bom truk pada Rabu itu adalah salah satu serangan paling mematikan di Kabul sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan pada 2001.