Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Geregetan

- Setelah menyatakan siap menggebuk ormas yang tidak sesuai konstitusi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan geram dengan dengan persoalan yang dinilai tidak produktif.
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko PMK Puan Maharani (kedua kiri), Mendikbud Muhadjir Effendy (kiri), Kepala Staf Presiden Teten Masduki (kedua kanan) dan Duta Baca Indonesia Najwa Shihab (kanan) menyimak pembacaan dongeng saat acara Gemar Baca dalam rangka Hari Buku Nasional di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/5). Presiden dalam kesempatan tersebut membacakan dongeng Lutung Kasarung didepan ratusan siswa dari berbagai sekolah di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasar
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Menko PMK Puan Maharani (kedua kiri), Mendikbud Muhadjir Effendy (kiri), Kepala Staf Presiden Teten Masduki (kedua kanan) dan Duta Baca Indonesia Najwa Shihab (kanan) menyimak pembacaan dongeng saat acara Gemar Baca dalam rangka Hari Buku Nasional di halaman tengah Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/5). Presiden dalam kesempatan tersebut membacakan dongeng Lutung Kasarung didepan ratusan siswa dari berbagai sekolah di Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasar

Kabar24.com, JAKARTA -- Setelah menyatakan siap menggebuk ormas yang tidak sesuai konstitusi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan geram dengan dengan persoalan yang dinilai tidak produktif.

Hal tersebut disampaikan oleh Presiden ketika membuka Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Internal Pemerintah 2017, Kamis (18/5/2017).

Jokowi menuturkan, ketika publik di luar telah berbicara mengenai berbagai hal yang futuristik, publik di dalam negeri masih berkutat dengan hal-hal yang tidak produktif.

Dia mencontohkan, urusan demo, fitnah, kabar bohong dan hujat-menghujat yang bernuansa tidak produktif dan negatif membuat masyarakat saling berprasangka buruk.

Jokowi juga mengkritik persoalan cantrang di sektor kelautan dan pupuk, benih dan irigasi di pertanian yang tidak kunjung selesai selama berpuluh tahun.

Kepala Negara mengemukakan, semestinya nelayan sudah maju dan mulai melangkah ke budidaya perikanan offshore dan petani telah beranjak ke teknologi mekanisasi modern.

“Harus kita bangkitkan disiplin nasional, etos kerja nasional kita yang harus kita ubah, mindset kita, pola pikir kita harus kita ubah semuanya. Gak bisa kita seperti yang kemarin-kemarin. Saya sudah geregetan betul dengan masalah-masalah tidak produktif itu,” ujarnya.

Jokowi mengemukakan, kondisi di dunia bergerak sangat cepat. Untuk itu, lanjutnya, Pemerintah harus mulai bergerak secara dinamis dan tidak boleh hanya melakoni rutinitas yang monoton untuk mengejar ketertinggalan.

Perubahan dunia sekarang ini sangat cepat sekali. Lagi saya ulangi, sangat cepat sekali. Tiap detik, tiap menit, tiap jam, tiap hari, tiap minggu, tiap bulan berubah. Berubahnya cepat sekali. Kalau kita bekerja linear, kalau kita bekerja rutinitas, ditinggal kita. Pasti ditinggal,” tuturnya.

Tidak cukup, Presiden menyampaikan perubahan tersebut didorong oleh teknologi yang saat ini telah mencapai taraf artificial intelligence dan masih akan berkembang lagi, sehingga membutuhkan juga kemampuan untuk belajar secara cepat.

“Coba kita lihat Elon Musk, berbicara masalah tesla mobil fantastik masa depan. Gagasan dia yang hyperloop, memindahkan orang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan sangat cepatnya. Berbicara mengenai Space X, bagaimana mengelola ruang angkasa agar berguna bagi manusia.”

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arys Aditya
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper