Bisnis.com, JAKARTA— Ford Motor Co. berencana untuk mengurangi sekitar 10% pekerjanya di seluruh dunia. Langkah ini diambil sebagai salah satu bentuk efisiensi di tengah meningkatnya tekanan pada perusahaan.
Salah satu pejabat Ford yang enggan disebutkan namanya mengatakan, proses pemangkasan tenaga kerja oleh Ford tersebut akan dilakukan mulai awal pekan ini. Dalam proses ini, mayoritas aksi pemangkasan tenaga kerja dilakukan kepada para pekerja tetap.
Secara terpisah, dalam keterangan resminya, Ford mengaku tidak ingin menanggapi isu pemangkasan tenaga kerja tersebut.
“Kami belum memiliki rencana untuk mengumumkan tindakan efisiensi berupa pemangkasan pegawai. Dalam hal ini kami tidak mau mengomentari spekulasi yang ada selama ini,” tulis Ford dalam keteranga resminya, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (16/5/2017).
Seperti diberitakan oleh Wall Street Journal, indikasi kebijakan pemangkasan tenaga kerja ini muncul setelah CEO Ford Motors Co. Mark Fields terus mendapatkan tekanan dari para pemegang saham.
Dia dituding gagal menampilkan performa yang baik, setelah harga saham perusahaan terus turun sejak dia mengambil alih kemudi perusahaan pada 2014. Di sisi lain, dia juga menghadapi tuntutan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan yang melandai selama beberapa waktu terakhir.
Tercatat kritik dari para pemegang saham Ford kepada Fields dan dewan direksi Ford, muncul kembali pada pekan lalu. Mereka mempertanyakan keputusan dewan direksi, yang masih mempercayai Fields sebagai CEO yang memiliki kinerja tak terlalu baik selama ini
Seperti diketahui, sejak Fields menggantikan Alan Mulally pada 2014 lalu, saham Ford terus mengalami penurunan hingga 36%. Pada kuartal I/2017 pendapatan perusahaan tercatat turun 42%.
Adapun, sejak beberapa tahun terakhir direksi Ford telah menggelontorkan dana miliaran dolar AS untuk pengembangan teknologi mobil listrik dan mobil kemudi otomatis, guna mengimbangi penurunan penjualan mobil konvensional.
Fields sendiri menjanjikan akan memulihkan kinerja Ford setidaknya pada 2018, setelah dirinya melakukan sejumlah efisiensi di tubuh perusahaan senilai US$3 miliar. Namun, dia tidak menjelaskan secara detil apakah kebijakan efisiensi tersebut termasuk dengan melakukan pemangkasan tenaga kerja.
Akan tetapi, sejumlah pihak menilai, kebijakan pemangkasan tenaga kerja oleh Ford tersebut, berpeluang mengundang kritik dari Presiden AS Donald Trump. Pasalnya, kebijakan itu bertentangan dengan ambisi Trump, yang ingin memacu serapan tenaga kerja AS dari korporasi-korporasi raksasa Paman Sam.
Tercatat hingga akhir tahun lalu, Ford telah mempekerjakan sekitar 201.000 pekerja di seluruh dunia. Adapun 101.000 pekerja di antaranya berada di kawasan Amerika Utara.