Kabar24.com, JAKARTA -- Para peneliti kejahatan siber menemukan bukti teknis bahwa serangan “ransomware” WannaCry yang menyerang lebih dari 300.000 komputer di 150 negara sejak Jumat ((12/5/2017) terkait dengan perusahaan Korea Utara.
Perusahaan keamanan siber Symantec (SYMC.O) dan Kaspersky Lab menyatakan, bahwa sejumlah kode pada versi awal piranti lunak WannaCry muncul dalam program yang digunakan Lazarus Group, yang disebut para peneliti sebagai perusahaan peretas milik Korea Utara.
"Ini merupakan isyarat terkuat yang kami lihat sejauah ini terkait asal-muasal WannaCry," ujar peneliti Kaspersky Lab, Kurt Baumgartner sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (16/5/2017).
Kendati demikian, kedua perushaan itu menyatakan bahwa terlalu dini untuk berspekulasi apakah Korea Utara terlibat dalam serangan itu. Analisis itu berdasarkan bukti yang dipublikasikan lewat Twitter oleh peneliti keamanan Google, Neel Mehta.
Serangan siber yang mulai melemah sejak kemarin, termasuk di antara serangan tercepat berdasarkan catatan yang ada.
Penelitian itu akan diikuti secara seksama oleh sejumlah lembaga penegak hukum di seluruh dunia termasuk Washington. Penasihat Keamanan Dalam Negeri Presiden Donald Trump menyatakan baik negara luar maupaun penjahat siber sangat mungkin sebagai pelaku kejahatan itu.