Kabar24.com, JAKARTA – Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita melayat almarhum mantan Menteri Perindustrian Hartarto Sastrosoenarto di rumah duka, Jalan Tirtayasa Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2017).
Dia mengatakan sangat kehilangan atas kepergian almarhum Hartarto, karena menderita sakit jantung di usia 84 tahun.
Hartarto meninggal pada Minggu (14/5/2017) di RS Siloam Kebun Jeruk Jakarta Barat, pada pukul 21.32WIB, dan akan disemayamkan sore ini di pemakaman San Diego Hills, Karawang Jawa Barat.
Hartarto adalah mantan nenteri perindustrian periode 1983-1993 dan menteri koordinator poduksi dan distribusi periode 1993-1999.
"Beliau adalah sosok yang saya kagumi. Ia berkiprah pada masa-masa sulit dari segi politik dan banyak bertentangan dengan pemangku kepentingan lain, namun beliau bisa menyelesaikan tujuannya.”
Di rumah duka, mantan Menteri Perhubungan Kabinet Gotong Royong, Agum Gumelar mengatakan berduka cita atas kepergian sosok penentang bahan impor mentah ini.
Baca Juga
"Saya pengagum perjalanan kehidupan beliau,” kata Agum.
Hartarto lahir pada 30 Mei 1932 di Klaten, Jawa Tengah. Dia memulai pendidikan sarjananya di Fakultas Teknik Universitas Indonesia di Bandung (sekarang ITB) pada 1952-1955 hingga tingkat III yang kemudian dilanjutkan BSc of Honours di jurusan Teknik Kimia University of New South Wales pada 1955-1959.
Hartarto dinilai telah berjasa mendorong suksesnya pembangunan industri di Indonesia dengan kemampuan bangsa sendiri.
Hartarto mulai menggeluti dunia industri, berawal dari Koordinator Teknik Proyek Perluasan Pabrik Kertas Leces hingga menjabat sebagai direktur pada dekade 1960-an.
Pada periode 1964-1965, sempat menjadi Direktur Badan Pimpinan Umum (BPU) Pulp dan Kertas. Selanjutnya, menjabat posisi Asisten I Kopel PN Industri Kimia.
Pada 1968, dia dipercaya menjadi Kepala Dinas Produksi pada Ditjen Perindustrian Kimia, Departemen Perindustrian. Karier ini sebagai awal mulanya duduk di bangku pemerintahan.
Pada 1973, ditarik menjadi Direktur Pembinaan pada Ditjen Pembinaan Industri Kimia.
Pada 1975, diangkat menjadi Direktur Industri Silikat. Kariernya melejit saat menjabat sebagai Dirjen Industri Kimia pada 1979 sampai kemudian diangkat menjadi Menteri Perindustrian pada 1983.
Penerima lima gelar doktor honoris causa ini telah mengabdi pada negara selama 40 tahun. Hartarto terkenal akibat sikapnya menentang ekspor bahan mentah, dan mendesak agar Indonesia hanya boleh mengekspor hasil olahan.
Hal ini didasarkan dengan pengalaman saat zaman kolonial, VOC memiskinkan Indonesia dengan mengekspor bahan mentah.