Kabar24.com, JAKARTA – Banyak data yang menunjukkan bahwa jumlah anak di Indonesia yang suka membaca di Indonesia selalu rendah. Namun, Duta Baca Indonesia Najwa Shihab berpendapat lain. Dia menjadi saksi semangat para penggerak budaya baca menemukan fakta lain di lapangan.
Duta Baca Indonesia Najwa Shihab menilai minat anak usia dini di Indonesia untuk membaca sangat tinggi. Hal itu dia temukan juga saat turun ke lapangan dalam aksinya memberikan akses buku kepada berbagai kalangan di berbagai wilayah di Indonesia.
Dia tidak setuju dengan hasil survei yang dilakukan Unesco baru-baru ini. Sebelumnya, survei yang dilakukan UNESCO menunjukkan bahwa hanya ada satu dari 1.000 anak yang memiliki minat membaca.
“Kita harus hati-hati melihat angka-angka itu, seringkali di lapangan spirit yang kita temukan berbeda. Kita bahkan punya tagline Lawan UNESCO. Yang kami temui di lapangan, ketika kami menghampiri mereka dengan membawa buku, sambutannya selalu luar biasa,” ujarnya.
Namun, pada kenyataannya, pengembangan budaya literasi di Indonesia masih dihadapkan dengan berbagai persoalan. Salah satunya keterbatasan beberapa kalangan pinggiran terhadap akses buku. Belum lagi, menggaet minat anak muda yang cenderung gadget mania untuk lebih meningkatkan frekuensi membacanya.
Untuk itu, meningkatkan budaya literasi di Indonesia harus dimulai dari level termikro, yaitu diri sendiri atau individu. Dia menyarankan setiap orang harus mau membaca paling tidak 20 menit dalam sehari.
“Kalau daya tahan bacanya belum kuat, bisa dicicil 5 menit pagi, siang, sore. Karena saya percaya bahwa membaca seperti olahraga, semakin lama semakin terbiasa. Jadi harus dilatih kemampuan dan daya tahan kita,” katanya.
Selain itu, orang tua juga harus bisa mendukung anak dengan menyisihkan sebagian uang untuk memberikan bahan bacaan kepada anak. Tak hanya orang tua, pihak sekolah juga diharapkan bisa membangun lingkungan yang mendorong minat siswa untuk berkunjung ke perpustakaan.
Adapun pemerintah harus mendukung dari segi kebijakan dan anggaran untuk menyambung kabel semangat dari para penggiat budaya literasi menjadi aksi nyata.