Bisnis.com, JAKARTA - Dua produsen terbesar Kakao di dunia, Pantai Gading dan Ghana mengatakan akan bekerja sama untuk meningkatkan kembali nilai komoditas itu. Pasalnya, turunnya harga telah melukai perekonomian mereka.
“Kami lebih baik bekerja sama dalam produksi dan pemasaran kakao sambil meningkatkan kapasitas masing-masing,” ujar Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara dan Presiden Ghana Nana Akufo-Addo dikutip dari laman Bloomberg, Jumat (5/5/17) malam waktu setempat.
Keduanya telah memerintahkan African Development Bank untuk melakukan riset terkait bagaimana mereka dapat mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari sektor tersebut.
“Kami tidak ingin mengekspor biji kakao tetapi produk yang sudah diolah,” ujar Ouattara.
Harga kakao di perdagangan internasional berada di titik terendah dalam rentang empat tahun terakhir. Hal itu disebabkan adanya kelebihan pasokkan secara global.
Ghana kehilangan US$1 miliar akibat penuruan harga tersebut sedangkan Pantai Gading harus mengurangi biaya yang dibayarkan kepada petani sebanyak 36%. Kedua negara itu menilai penurunan harga telah melukai perekonomian termasuk pendapatan petani skala kecil.
Kondisi itu dinilai sejumlah pihak berdampak kepada Indonesia selaku produsen kakao terbesar ketiga di dunia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan nilai ekspor kakao dan bubuk kakao Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada Januari 2017. Pertumbuhan komoditas itu mencapai 21,03% dibandingkan dengan periode Desember 2016.
Nilai ekspor tercatat tumbuh dari US$16,30 juta pada Desember 2016 menjadi US$36,06 juta pada Januari 2017. Jika dibandingkan dengan periode sama, ekspor awal tahun ini naik 42,85%.