Kabar24.com, JAKARTA - Presiden AS Donald Trump menuduh Rusia melindungi Suriah dari aksi serangan gas kimia, sedangkan Menlu Rex Tillerson menyampaikan kecaman negara Barat karena negara itu mendukung tindakan Presiden Bashar al-Assad.
Trump, yang menghadapi kritikan karena tidak punya strategi yang baik dalam menghadapi krisis Suriah, menekankan tidak punya rencana untuk terlibat lebih jauh di negara yang dilanda perang saudara itu.
Sejumlah pejabat senior Gedung Putih yang tidak mau disebutkan namanya, menyatakan bahwa Suriah melancarkan serangan gas sarin pada 4 April lalu. Akibatnya, sebanyak 87 orang tewas dan di antara para korban atas serangan kepada kaum pemberontak itu termasuk anak-anak.
Rusia membela pemimpin Suriah menghadapi tudingan AS bahwa serangan pasukan pemerintah Suriah tidak punya bukti. Bahkan Rusia menyalahkan kelompok pemberontak sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (12/4/2017).
"Sudah jelas bahwa Rusia berupaya menutupi apa yang terjadi di sana,” ujar satu pejabat Gedung Putih.
AS melancarkan serangan menggunakan 59 rudal jelajah terhadap bandara Suriah sebagai balasan atas serangan gas kimia. Serangan itu spontan memanaskan hubunagn antara AS dan Rusia.
Duta Besar AS di PBB, Nikki Haley mengatakan bahwa Rusia telah mengetahui akan ada serangan gas kimia sebelumnya, namun tidak bertindak.