Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pria Pengecut, Wanita Jadi Teroris di Indonesia

Peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Solahudin mengatakan keterlibatan perempuan dalam kasus terorisme merupakan hal yang baru di Tanah Air.
Petugas kepolisian bersenjata lengkap berusaha melumpuhkan terduga teroris di Kantor Kelurahan Arjuna, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/2/2017). Polisi berhasil menangkap seorang pria yang diduga meledakkan benda yang diduga Bom Panci di Taman Pandawa Bandung dan melakukan pembakaran di kantor Kelurahan Arjuna./Antara
Petugas kepolisian bersenjata lengkap berusaha melumpuhkan terduga teroris di Kantor Kelurahan Arjuna, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/2/2017). Polisi berhasil menangkap seorang pria yang diduga meledakkan benda yang diduga Bom Panci di Taman Pandawa Bandung dan melakukan pembakaran di kantor Kelurahan Arjuna./Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Peneliti dari Pusat Kajian Terorisme dan Konflik Sosial, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Solahudin mengatakan keterlibatan perempuan dalam kasus terorisme merupakan hal yang baru di Tanah Air.

"Perempuan terlibat teror ini baru," kata Solahudin dalam acara bertajuk Penguatan Perspektif Korban dalam Peliputan Isu Terorisme Bagi Insan Media, di Jakarta, Jumat (7/4/2017).

Komentarnya tersebut merujuk pada keterlibatan Dian Yulia Novi (DYN) dan Ika Puspitasari (IP) yang merupakan jaringan teroris Bekasi, Jawa Barat, dengan pimpinan selnya, M. Nur Solihin (MNS). Mereka ditangkap pada Desember 2016.

Menurut dia, keterlibatan perempuan dalam aksi teror disebabkan pemimpin militan ISIS dari Indonesia, Bahrun Naim pernah mengajak perempuan untuk ikut melakukan aksi jihad, karena hanya sedikit laki-laki yang mau.

"Bahrun bilang kalau di Suriah aksi amaliyah tidak wajib dilakukan oleh perempuan. Tapi, di Indonesia, perempuan boleh melakukan aksi teror, karena laki-lakinya pada pengecut. Itu dalam percakapan Telegram pada Juni 2016," katanya merujuk pada informasi dan riset yang dilakukannya.


Perektrutan Wanita

Dian Yulia Novi (DYN) alias Ayatul Nissa Binti Asnawi merupakan mantan TKW di Taiwan yang kemudian pulang ke Indonesia dan menikah dengan MNS. Dia diproyeksikan sebagai calon "pengantin" bom bunuh diri di lingkungan Istana Negara, Jakarta, pada Minggu pagi, 11 Desember.

Rencananya aksi tersebut menargetkan momen pergantian petugas jaga paspampres di Istana. Selain DYN, IP yang juga mantan TKW di Hong Kong direncanakan sebagai "pengantin".

Densus 88 menangkap teroris Ika Puspitasari (IP), warga Dusun Tegalsari, Desa Brenggong, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Kamis (15/12/2017).

IP ditangkap di musola Dusun Tegalsari, Desa Brenggong, Kecamatan Purworejo saat sedang ikut mempersiapkan kegiatan Maulid Nabi SAW. IP diproyeksikan sebagai bomber pada aksi teror di Bali.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper