Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILGUB JABAR 2018 : Ridwan Kamil Butuh 15 Kursi Lagi

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Emil mengaku tidak akan memaksakan diri maju dalam pertarungan memperebutkan kursi gubernur Jawa Barat, jika dalam batas waktu pendaftaran calon, tidak ada dukungan dari partai terhadap dirinya.
Ridwan Kamil/Antara
Ridwan Kamil/Antara

Kabar24.com, BANDUNG - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau yang biasa disapa Emil mengaku tidak akan memaksakan diri maju dalam pertarungan memperebutkan kursi gubernur Jawa Barat, jika dalam batas waktu pendaftaran calon, tidak ada dukungan dari partai terhadap dirinya.

"Posisi batin saya masih berupaya (maju Pilgub), tapi tidak akan memaksakan diri kalau tidak ada dukungan. Misalkan di akhir H-1 pendaftaran ternyata dukungannya tidak genap ya sudah ambil keputusan yang paling realistis dari politik atau selesai, kan gitu," kata Ridwan di Pendopo Kota Bandung, Senin (20/3/2017).

Emil menuturkan, dalam dunia politik selalu terdapat kemungkinan yang tidak bisa diprediksi. Dia menyontohkan, dalam Pilgub DKI Jakarta terdapat salah satu calon yang digadang-gadang sudah dideklarasikan, namun di akhir pendaftaran, posisi calon tersebut malah berubah menjadi wakil.

"Jadi banyak ketidakpastian, antara yang mendeklarasikan dukungan dengan pendaftaran merupakan suatu proses yang banyak dinamikanya," katanya.

Dia menuturkan, saat ini dirinya pun tengah membuka komunikasi dengan partai lain untuk menggenapkan dukungan agar bisa didorong sebagai calon gubernur.

Sebab, syarat calon yang diusung Parpol mesti 20 persen dari keseluruhan kursi di DPRD, sedangkan Nasdem yang sudah mendeklarasikan dukungan hanya memiliki 5 kursi

"15 kursi lain sudah disampaikan ke partai lain, menyerahkan bola karena tidak bisa ngatur, tidak bisa maksa, jadi sekarang mah bekerja sebagai Wali Kota Bandung dan sambil berkomunikasi semaksimal mungkin dan menunggu dukungan," kata dia.

Meski Nasdem sudah menyatakan dukungan, Emil menyebut sudah memperhitungkan konsekuensinya, sebab dalam politik selalu ada dinamika yang berubah.

"Kalau koalisinya bubar karena kurang kursi, pindah ke yang lain yang siap kursi, bisa saja. Dalam perjalanan itu ada dukungan yang ditarik lagi, dinamika politik itu," kata dia.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper