Bisnis.com, MATARAM - Potensi investasi yang masuk ke Nusa Tenggara Barat melalui kawasan Global Hub dan Samota diperkirakan bisa lebih dari Rp200 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Lalu Gita Ariyadi menyebut Global Hub diperkirakan mampu menyedot investasi senilai Rp150 triliun hingga Rp200 triliun jika pengembangan kawasan pelabuhan, kilang minyak, dan kota baru tersebut dapat benar-benar terwujud.
"Di Global Hub target sekitar Rp150 triliun hingga Rp200 triliun. Sedangkan di Samota (Teluk Saleh, Pulau Moyo, dan Tambora) sekitar Rp11,6 triliun," ujar Gita saat ditemui di kantornya, Mataram, Jumat (17/3/2017).
Menurut Gita, potensi kilang minyak di kawasan Global Hub dapat menjadi jawaban untuk menurunkan harga bahan bakar di kawasan Indonesia Timur. Pasalnya, dengan dibangunnya kilang minyak di kawasan Global Hub, biaya distribusi yang selama ini dinilai mahal dapat ditekan.
"Ini untuk penuhi kebutuhan bahan bakar di Indoensia Timur kan distribusinya mahal, lebih irit kalau berada di lokasi tersebut yakni NTB," ujar Gita.
Sebelumnya, Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi berharap banyak investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di kawasan Global Hub Bandar Kayangan, Lombok Utara.
"Respon dari [promosi] di Jakarta kemarin Alhamdullilah bagus, banyak investor yang tertarik. Pemerintah pusat mudah-mudahan komit," ujar Majdi.
Menurut Majdi, pengembangan Global Hub Bandar Kayangan saat ini tinggal menunggu pengesahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Gubernur berharap Global Hub bisa ditetapkan sebagai dalam kawasan strategis nasional.
Global Hub berada di wilayah Kabupaten Lombok Utara. Setidaknya ada 6.000 hektar lahan yang tengah disiapkan untuk pembangunan kawan tersebut. Letaknya berada di tiga kecamatan yaitu Kayangan, Bayan, dan Gangga.
Dengan masuknya Global Hub dalam kawasan strategis nasional, diharapkan dapat memberikan kepastian kepada calon investor yang berminat untuk menanamkan modalnya di kawasan yang digadang-gadang bisa menjadi Singapura ke-empat tersebut.
"Karena ini proyek yang sangat besar tentu tidak bisa seperti kita membuka warung. Investasi kan triliunan, investor juga ingin kepastian dari segala sisi, dari segi aturan, jaminan investasi, jaminan keuntungan, jaminan masyarakat, dukungan pemerintah dan semuanya. dan itu semua sedang berproses," ujar Majdi.