Kabar24.com, LIMA - Gagasan Donald Trump soal membangun dinding pembatas mendapat alternatif gagasan berupa jembatan pemisah.
Pemimpin Amerika Latin pertama yang mengunjungi Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih, Jumat (24/2) waktu setempat, mengaku menyampaikan pada Trump bahwa ia lebih menyukai jembatan daripada dinding pembatas dan pergerakan bebas orang di perbatasan.
Namun, dalam konferensi pers setelah pertemuan tersebut, Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski menolak berkomentar secara khusus terkait usulan Trump untuk membangun dinding di sepanjang perbatasan Amerika Serikat - Meksiko guna memperketat imigrasi ilegal dan perdagangan obat terlarang.
"Saya tidak ingin membahas dinding," kata Kuczynski dalam komentar yang disiarkan oleh saluran televisi Peru Canal N.
"Kami tertarik pada pergerakan bebas orang ... Saya menekankan pada Presiden Trump dan kami lebih suka jembatan daripada dinding pembatas."
Kuczynski sebelumnya menyamakan usulan dinding pembatas Trump dengan Tembok Berlin dan pernah bergurau bahwa dia akan memutuskan hubungan dengan Amerika Serikat jika Trump yang terpilih sebagai presiden.
Kuczynski kemudian mengucapkan selamat pada Trump atas kemenangan kejutannya dalam pemilihan umum dan menyebut pertemuan mereka pada Jumat penuh keramahan dan positif.
Canal N melaporkan bahwa pertemuan itu berlangsung sekitar 10 menit, jauh lebih pendek daripada jadwal semula selama 45 menit.
Kuczynski mengatakan ia hanya membahas secara singkat buronan mantan Presiden Peru Alejandro Toledo, dengan Trump dan mengatakan nasib Toledo sekarang di tangan pengadilan. Kuczynski mengatakan sekitar dua pekan lalu bahwa ia telah meminta Trump secara pribadi mendeportasi Toledo.
Ketika ditanya apakah ia menganggap Venezuela sebuah demokrasi, Kuczynski mengatakan "kami mendukung demokrasi di seluruh Amerika Latin."
Sebelumnya, Duta besar Meksiko untuk Amerika Serikat menyebut perlakuan Presiden AS Donald Trump pada tetangganya di bagian selatan itu tidak bisa diterima.
Ia juga menyerukan aturan perpindahan orang untuk menghindari penyeberangan gelap oleh warga Meksiko ke AS.
Geronimo Gutierrez, yang akan menjadi Duta Besar Meksiko ketiga untuk Amerika Serikat dalam kurang dari setahun, menyampaikan hal itu di sidang Senat Meksiko.
Gutierrez tidak memberikan keterangan lebih lanjut tentang mekanisme migrasi dimaksud.
Pemerintah AS meluncurkan pedoman yang menunjukkan bahwa hampir semua migran yang tidak berdokumen akan dikenai deportasi, tetapi perlindungan akan diberikan untuk 'pemimpi' yang masuk ke negara itu secara ilegal seperti anak-anak.
Pemerintahan baru AS menuai sejumlah kecaman atas kebijakannya, yang dinilai bermasalah.
Pada awal pekan ini, unjuk rasa baru terhadap Presiden Donald Trump dilakukan pada perayaan Hari Presiden, dengan pegiat berjanji turun ke jalan sejumlah kota dalam gerakan "Hari Bukan Presiden Saya".
Pemimpin unjuk rasa memperkirakan ribuan orang turut dalam kegiatan itu, yang dilakukan di sekitar 28 kota, mulai Los Angeles dan Chicago sampai Grand Rapids, Michigan, dalam gerakan terbaru menunjukkan ketidakpuasan terhadap kebijakan dan pernyataan Trump. Demikian ditulis Antara, Sabtu (25/2/2017).