Bisnis.com, JAKARTA -- PoliticaWave, lembaga survei yang mengkhususkan dirinya memantau trend percakapan di sosial media mencatat kedua calon yang kemungkinan lolos putaran kedua Pilkada Jakarta yakni Ahok-Djarot dan Anies-Sandi perlu menata kembali pola komunikasinya untuk meraih simpati publik.
Yose Rizal, Founder of PoliticaWave menuturkan untuk pasangan Ahok-Djarot dalam putaran II Pilkada Jakarta harus mengedepankan komunikasi tentang keberhasilan mereka menata Jakarta. Dia mengatakan survei sebelumnya menunjukan kepuasan warga Jakarta atas kinerja pasangan Ahok-Djarot mencapai 68%. Maka untuk memenangkan Pilkada DKI Jakarta, Yose mengatakan tim media pasangan ini harus mengedepankan komunikasi agar masyarakat yang puas juga bersimpati untuk memilih guna melanjutkan program yang sudah ada.
"[Untuk menang] Ahok-Djarot harus mengubah diksi percakapan bukan lagi agama, [counter] kasus penistaan agama, tapi harus memenuhi ruang komunikasi dengan pencapaian [selama memimpin Jakarta]" kata Yose di Jakarta, Kamis (16/2/2017).
Ia mengingatkan pasangan ini harus menjauhi materi komunikasi soal suku, ras, dan antar golongan [SARA] karena pasti akan menjadi bumerang.
Sementara bagi pasangan Anies-Sandi, Yose mengatakan putaran II merupakan tantangan berat. Pasalnya Anies dikenal sebagai tokoh pluraritas. Namun untuk meningkatkan dukungan publik, Anies perlu menegaskan dirinya berada dalam golongan agama tertentu.
"Anies mendapat keuntungan [jika menggunakan] isu agama tapi harus diingat Anies dikenal menjunjung plurarisme dan toleransi apakah akan tetap menjual isu itu [untuk meraih dukungan] atau program [yang belum tentu direspon publik]," katanya.
Meski begitu, Yose meyakini walau tidak vulgar Anies akan memperkuat dukungan suara melalui jalur agama ini. Ia mengatakan Anies juga harus bersiap menghadapi risiko jika menang dengan cara ini. Masyarakat akan terbelah meski Pilkada telah lama usai. "Contohnya ini terjadi pada Pilpres, Heters tidak pernah mendukung program pemerintah. Selalu salah," katanya.