Kabar24.com, JAKARTA--Kepala Kepolisian RI Jendreal Tito Karnavian berharap agar acara kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Masjid Istiqlal, Sabtu (11/2/2017) nanti bisa berjalan dengan lancar.
Tito mengatakan pihaknya memegang janji dan komitmen panitia agar kegiatan berlangsung dengan aman dan tertib.
"Komunikasi yang telah dibuka dengan panitia, baik dari Polda maupun bapak Menkopolhukam [Wiranto], kemarin kita sudah mendengar langsung dalam komunikasi tersebut panitia berjanji, bertekad untuk melaksanakan kegiatan berlangsung secara tertib, aman. Komitemen itu kami pegang," kata Tito, Jumat (10/2/2017).
Tito juga menekankan terkait jumlah peserta acara yang tidak boleh melebihi kapasitas masjid dan pekarangan atau sampai meluber ke jalan besar. Tito mengimbau agar panitia dan peserta tetap melaksanakan acara sesuai dengan koridor hukum yang berlaku dan tidak mengganggu ketertiban umum seperti yang telah disampaikan oleh Wiranto.
"Dan kemarin sudah disampaikan juga bahwa bapak Menkopolhukam menyampaikan silahkan kegiatan dilakukan asal tak melanggar ketertiban umum, tak melanggar hukum. Artinya, sepanjang tak melanggar hukum, tertib, tak sampai dengan jalan raya dan lain-lain. Karena itu jumlahnya jangan sampai meluber keluar dari Istiqlal. Itu bisa kami akomodir," paparnya.
Menurut Tito, pengamanan yang akan dilakukan oleh pihak kepolisian dibantu dengan TNI akan menjamin berjalannya norma-norma demokrasi. Baik dalam pengawasan selama acara keagamaan di Istiqlal hingga berlangsungnya pesta rakyat nanti, yakni pemilihan kepala daerah yang jatuh pada 15 Februari 2017.
"Terutama prinsip umum, bebas, langsung rahasia, jujur, dan adil. Semua orang dibebaskan untuk menentukan hak pilih masing-masing. Yang kedua, untuk menjamin keamanan dan ketertiban. Karena pengumpulan massa rentan kerawanan gangguan kamtibmas. Sehingga dilaksankan kegiatan pengamanan oleh kepolisian bersama dg TNI," katanya.
Seperti diketahui, rencana turun ke jalan yang semula direncanakan akan berlangsung pada Sabtu (11/2/2017) telah diubah menjadi kegiatan keagamaan seperti doa bersama dan tausiah yang dipusatkan di Masjid Istiqlal. Perubahan acara ini dilakukan setelah adanya pembicaraan antara pihak kepolisian, Menkopolhukam, bersama dengan panitia penyelenggara.