Kabar24.com, JAKARTA - Dewan Pers mencatat sejarah munculnya berita tidak benar atau hoax sudah mulai muncul sejak perhelatan pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2014.
Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo mengatakan, padà waktu itu banyak berita yang diproduksi oleh media-media mainstream maupun abal-abal yang acapkali tidak benar.
"Media dibuat kampanye, banyak wartawan menjadi tim sukses," kata Stanley dalam Diskusi Publik 'Upaya Memerangi Berta dan Situs Hoax' di Jakarta, Kamis (12/1/2017).
Dia menambahkan, informasi tidak benar tersebut semakin massif menyusul berkembangnya media sosial. Media sosial menjadi salah satu sarana yang pas untuk penyebaran berita hoax tersebut.
"Media sosial menemukan bentuknya, digunakan pihak tertentu untuk menyampaikan kegilaan orang lain," jelasnya.
Karena itu, sebagai bentuk perang dan terhadap hoax, Dewan Pers terus menggencarkan verifikasi terhadap situs abal-abal yang menyebarkan berita tidak benar atau hoax.