Bisnis.com, MAKASSAR - Distribusi uang kartal emisi 2016 di wilayah Sulawesi Selatan telah mencapai Rp75 miliar terhitung sejak diluncurkan pada akhir tahun lalu.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulsel Wiwiek S. Widayat mengemukakan sebagian besar distribusi uang kartal tahun emisi (TE) 2016 itu cenderung terkonsentrasi di kawasan perkotaan, Makassar dan sejumlah kabupaten penyangga.
"Peredaran uang TE 2016 dilakukan simultan dengan sosialisasi ke seluruh segmen masyarakat. Awal tahun ini akan ada tambahan lagi sekitar Rp2 trilun hingga Rp3 triliun yang didistribusikan untuk Sulsel," katanya usai sosialisasi uang rupiah TE 2016 di Makassar, Rabu (11/1/2016).
Dia menjelaskan, distribusi uang TE 2016 itu dilakukan pula untuk mengganti uang emisi lama yang masuk dalam kategori tidak layar atau UTLE sekaligus merupakan rangkaian penarikan secara bertahap.
Kendati demikian, lanjut Wiwiek, uang emisi lama suluruh pecahan masih tetap berlaku meski bank sentral menggencarkan distribusi uang TE 2016.
Kondisi tersebut seiring dengan pasokan uang TE 2016 dinilai belum mampu mengganti secara keseluruhan uang emisi lama dalam memenuhi kebutuhan uang kartal di masyarakat terkhusus di Sulsel.
"Emisi terbaru masih sangat terbatas, sehingga yang diganti hanya uang yang tidak layak edar, kami tarik untuk kemudian diganti dengan TE 2016. Sedangkan emisi lama jika masih bagus, tentu akan didistribusikan lagi," papar wiwiek.
Adapun uang TE 2016 untuk uang kertas adalah dalam nilai nominal Rp100.000, Rp50.0000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000, sedangkan untuk uang logam adalah pecahan Rp1.000, Rp500, Rp200, dan Rp100.
Secara persentase, uang TE 2016 yang didistribusikan bank sentral di Sulawesi Selatan masih sangat kecil atau berada di kisaran 2% dari total aliran uang keluar (outflow) Bank Indonesia yang mencapai sekitar Rp4 triliun.
Di sisi lain, bank sentral juga berencana menambah fasilitas kas titipan di Sulawesi Selatan yang diproyeksikan mampu memangkas distribusi uang kartal di daerah tersebut. Sesuai dengan perencanaan, kas titipan itu bakal ditempatkan di Kabupaten Bone, Sulsel, dengan kapasitas hingga Rp250 miliar.
Penyediaan fasilitas Kas Titipan itu direncanakan mampu terelisasi pada kuartal kedua tahun ini, yang mana dipersiapkan memperluas cakupan penyaluran uang TE 2016 yang sejauh ini terkonsentrasi di wilayah Makassar dan sekitarnya.
Selain Kas Titipan, aktivitas kas keliling juga digencarkan bank sentral untuk melayani penukaran uang dari masyrakat sekaligus memastikan peredaran uang rupiah di daerah kepulauan dalam wilayah administrasi Sulawesi Selatan.
"Khusus kas keliling, kami juga menggandeng TNI-AL untuk melakukan distribusi uang rupiah ke pulau-pulau terluar agar peredaran uang rupiah tetap terpantau, sekaligus menarik uang yang tidak layak edar," paparnya.
Suzanna Hamboer, Kepala Group Pengelolaan Uang Rupiah Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sulsel, mengatakan penggunaan uang kartal di daerah tersebut cenderung mengalami peningkatan meski dalam skala terbatas. Kondisi tersebut disebabkan karena masih banyak masyrakat yang melakukan transaksi non tunai terlebih untuk transaksi ritel.
"Distribusi kami lakukan langsung ke perbankan, termasuk pula penukaran melalui kas keliling maupun kas titipan. Namun jika ada masyarakat yang ingin secara langsung juga bisa melalui kantor Perwakilan Bank Indonesia," paparnya.
Adapun untuk uang TE 2016, peredarannya ditargetkan sudah bisa merata atau proporsional ke seluruh kabupaten/kota di Sulsel pada tahun ini. Kendati demikian, dalam waktu dekat perdaran uang hanya dilakukan melalui penukaran, sedangkan untuk penarikan terutama melalui ATM belum bisa diimplementasikan lantaran masih dalam tahap penyesuaian.