Kabar24com, JAKARTA -- Tim SAR gabungan akhirnya menemukan para korban yang tertimbun longsor di Manado, Sulawesi Utara.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat hujan yang turun selama tiga hari berturut-turut telah menyebabkan banjir dan longsor di provinsi tersebut.
Longsor yang terjadi pada Kamis pukul 23.30 WITA tersebut telah menimbun dua warga yaitu Miton Abdullah dan putranya, Sergio.
Keduanya ditemukan masing-masing Jumat kemarin pukul 04.00 WITA dan Sabtu (17/12/2016) pukul 15.00 WITA. Keduanya ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia.
"Sementara itu, banjir pada Kamis siang telah menghayutkan Idrus Mangantar (20) di Kombos Timur Manado di bagian dari dari DAS Tondano. Korban ditemukan di Singkil oleh Polair Polresta Manado pada Sabtu pukul 14.00 WITA," ungkap laporan tertulis yang dipublikasikan BNPB, Sabtu (17/12) malam.
BNPB juga mencatat banjir juga menghanyutkan seorang anak berusia 7 tahun bernama Kezia di Sungai Bailang Kelurahan Tuminting.
Korban ditemukan pada Jumat siang dalam kondisi sudah meninggal dunia. Secara total, 5 orang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Kota Manado.
Banjir melanda beberapa kelurahan di Kota Manado seperti Tuminting, Sario, Taas, Banjer, Tumumpa, Paal 2, Dendengan Luar, Ternate Tanjung, Ternate Baru dan Ketang Baru pada Kamis hingga Jumat (15-16/12/2016).
Adapun, peristiwa longsor terjadi di beberapa kelurahandi Kota Manado secara bersamaan yaitu di Kelurahan Pakowa, Dendengan Dalam, Bumi Nyiur, Kampung Islam dan Paal 4.
Di tempat lain, petugas menemukan korban hanyut laki-laki dewasa ditemukan di tepi pantai belakang Megamas pada Sabtu pukul 15.00 WITA. Korban belum teridentifikasi dan masih di rumah sakit.
Tim SAR gabungan dari TNI, Polri, BPBD Kota Manado, BPBD Sulawesi Utara, SAR, RAPI, SKPD dan relawan telah menemukan kelima korban bencana. BPBD Manado dan BPBD Sulut telah menyerahkan bantuan kepada keluarga korban berupa kasur, makanan siap saji, selimut, makan untuk petugas, dan lainnya.
Masyarakat Kota Manado dihimbau untuk waspada dari banjir dan longsor. Kota Manado rawan tinggi dari banjir dan longsor.
Masyarakat yang tinggal di lereng-lereng perbukitan makin bertambah akibat terbatasnya daerah yang datar sehingga perbukitan dijadikan permukiman.
Sungai-sungai juga mengalami penyempitan dangkal karena sedimentasi. Beberapa permukiman juga berkembang di dataran banjir.