Bisnis.com, LHOKSEUMAWE - Gempa di Kabupaten Pidie Jaya sempat membuat warga khawatir bakal disusul Tsunami.
Hal itu terjadi ketika sebagian daerah Aceh diguncang gempa berkekuatan 6,4 skala richter pada Rabu (6/12/2016) pagi.
Pemantaun di sejumlah lokasi, gempa yang terjadi 05.04 WIB di mana sebagian umat Islam di Aceh sedang menunaikan shalat Subuh itu membuat kepanikan luar biasa.
Banyak warga yang panik dan berusaha ke luar rumah secepatnya untuk menyelamatkan diri, serta berpikir akan terjadinya tsunami, sebagaimana yang terjadi pada 26 Desember 2004.
Fitriani, salah seorang warga Meuraksa, Kabupaten Pidie Jaya, yang merupakan daerah episentrumnya gempa kuat itu mengatakan, guncangan gempa yang terjadi pada waktu subuh tersebut, membuat warga berhamburan ke luar rumah dan berusaha menyelamakan diri.
Warga keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri karena guncangannya sangat kuat dan berbagai barang perabotan berjatuhan.
Bahkan, kata dia, banyak warga yang berpikir akan terjadi tsunami, sehingga menjauh dari daerah pinggiran menuju ke arah yang jauh dari lautan.
"Kami mengkhawatirkan akan terjadi tsunami, sehingga keluar rumah dan pergi menuju ke arah Simpang Tiga, biar agak jauh dari laut bila terjadi tsunami," ungkap warga Desa Meuraksa ini.
Sementara itu, dari Lhokseumawe dilaporkan, warga banyak yang berhamburan keluar rumah dan menuju lapangan, saat terjadinya guncangan tersebut untuk menghindari reruntuhan bangunan, meskipun di kota itu tidak ada bangunan yang roboh.
Tak hanya itu, warga yang bermukim dekat pantai seperti di wilayah pesisir Lhokseumawe, terus berhati-hati dan memantau apakah terjadi tsunami atau tidak, ujar M Ilyas salah seorang warga.
Musibah tsunami pada 2004 lalu telah menyisakan trauma mendalam bagi masyarakat Aceh. Saat terasa guncangan gempa, warga pun langsung terpikir akan terjadinya tsunami dan berusaha menyelamatkan diri.