Kabar24.com, JAKARTA – Bali Democracy Forum (BDF) ke-9 yang dilaksanakan pada tahun ini akan mengangkat topik agama dan pluralisme dalam kehidupan berdemokrasi. Topik ini dirasa penting di tengah kesadaran perlunya pembangunan demokrasi yang konstruktif.
Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Dubes Esti Andayani menyampaikan melalui BDF ke-9 ini, diharapkan peserta dapat saling belajar mengenai cara terbaik dalam merespons berbagai persoalan secara demokratis.
“Tema BDF ke-9, ‘Religion, Democracy and Pluralism’ sangat relevan dengan keadaan dunia saat ini di tengah meningkatnya pemahaman sempit mengenai agama. Intoleransi antar umat beragama dan bangsa berpotensi mengikis perkembangan demokrasi di berbagai negara, termasuk Indonesia,” ujar Esti seperti dikutip Bisnis melalui siaran pers Kemenlu, Rabu (7/12/2016).
Kemenlu memastikan BDF ke-9 ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Adapun, BDF tahun ini diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 8-9 Desember 2016.
Untuk pertama kalinya, BDF ke-9 ini akan mengajak delegasi untuk melakukan kunjungan lapangan, yakni ke Pondok Pesantren Bali Bina Insani di Kabupaten Tabanan. Pada kunjungan ini para delegasi dapat melihat langsung praktik kehidupan toleransi antar umat beragama dan proses edukasi yang melanggengkan tradisi pluralisme di Indonesia.
Adapun, BDF ke-9 akan dihadiri wakil dari 84 negara dan 5 organisasi internasional dengan 25 negara di antaranya pada tingkat menteri dan wakil menteri.
Tingginya partisipasi pejabat tinggi negara telah mengukuhkan posisi BDF sebagai satu-satunya forum dialog mengenai pembangunan demokrasi yang konstruktif di kawasan Asia Pasifik. BDF tahun 2015 dihadiri oleh 14 menteri dan wakil menteri.
Pengakuan dunia internasional akan eksistensi BDF juga terlihat dari kehadiran tokoh dunia seperti Kofi Annan (Sekjen PBB 1997 - 2006), Surin Pitsuwan (Sekjen ASEAN 2008 - 2012) dan Ouided Bouchamaoui (Pemenang Nobel Perdamaian 2015 dari Tunisia) yang sekaligus menjadi keynote speaker dan pembicara dalam beberapa sesi.
Sementara itu, rencananya Sekjen PBB, Ban Ki-moon dan Presiden Sidang Majelis Umum PBB ke-71, Peter Thomson juga akan menyampaikan pesan dalam bentuk video message.