Kabar24.com, LONDON– Efek terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat terus menggoyang stabilitas pasar keuangan global, salah satunya mempengaruhi masa depan pemerintah Italia.
Indeks S&P 500 telah memberikan sinyal bahwa pasar saham AS akan tergelincir dari posisi tertingginya dan obligasi pemerintah AS mengalami rebound.
Bank Italia memimpin penurunan saham di Eropa menyusul ketidakpastian hasil referendum pada Minggu (4/12/2016).
Perdana Menteri Matteo Renzi telah menegaskan akan mengundurkan diri jika paket reformasi konstitusi yang dia usulkan ditolak oleh hasil referendum. Hal ini menyebabkan kenaikan emas pada hari kedua, mengurangi kerugian bulanan terbesar sejak 2013.
Kevin Lilley, Manager Euro-Area Equities di Old Mutual Global Investors menyatakan rencana dagang Trump membuat investor mencapai tempat lain sebagai market driver.
“Orang semakin khawatir tentang dampak dari kekosongan pemerintahan Italia dapat mempengaruhi kebutuhan refinancing Bank. Pasar gelisah di saat likuiditas juga tidak terlalu bagus,” jelasnya, dikutip dari Bloomberg, Senin (28/11/2016).
Sebanyak delapan bank Italia berisiko jatuh jika Renzi kalah pada referendum. Saham bank terbesar di negara itu UniCredit SpA tergelincir pada hari keempat, menuju terendah sejak Agustus.
Adapun, Banca Monte dei Paschi di Siena SpA, yang memegang utang relatif aman berada dibawah tekanan untuk menyuntikan dana segar senilai 5 miliar euro, turun sebanyak 12% sebelum dihentikan.
Setelah Trump terpilih menjadi Presiden AS, Investor diperkirakan akan melarikan dana ke investasi yang cenderung aman seperti obligasi dan emas.
Jatuhnya dollar pada hari kedua dari pencapaian ke level tertinggi dalam satu dekade didorong oleh aksi investor yang mengkaji implikasi dari rencana belanja Trump dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi dan inflasi.