Kabar24.com, PALU - Seorang pria dilaporkan hilang di tengah hutan wilayah Sulteng dan hingga lima hari ini masih belum ditemukan.
Kantor Search and Rescue (SAR) Kota Palu menerjunkan personel dengan peralatan penyelamatan dan evakuasi untuk mencari Bahrin, 40, warga Desa Kamarora, Kecamatan Nokilalaki, Kabupaten Sigi, Sulteng, yang lima hari belum kembali ke rumah.
Pencarian dilakukan bersama dengan aparat TNI dan Polri yang tergabung dalam Operasi Tinombala Poso, yang sedang memburu sisa-sisa pelaku teror pimpinan Santoso yang masih bersembunyi di hutan-hutan Poso Pesisir, Parigi Selatan dan sekitar Taman Nasional Lore Lindu.
Kepala Kantor SAR Kota Palu Jafar Henaulu yang dihubungi Selasa (22/11/2016) pagi, mengatakan bahwa tim rescue telah bergerak ke Kamarora, sekitar 45 kilometer selatan Kota Palu sejak Senin petang pukul 18.00 Wita.
"Kami baru menerima laporan tersebut pada Senin sekitar pukul 16.00 Wita, dan langsung mengerahkan personel ke lokasi. Namun karena perjalanan yang membutuhkan waktu sekitar dua jam, maka tim tiba di lokasi sudah malam, dan melakukan koordinasi dengan aparat setempat dan keluarga. Pagi ini, sekitar pukul 07.00 Wita baru tim turun ke hutan melakukan pencarian," katanya.
"Wilayah Kamarora ini kan masih dianggap sebagai kawasan persembunyian anak buah Santoso (pimpinan Muhajihidin Indonesia Timur yang telah tewas tertembak), jadi pencarian ini kami lakukan bersama tim Operasi Tinombala," ujarnya.
Menurut Jafar, Bahrin adalah warga Desa Kamarora B yang sehari-hari bekerja sebagai pekebun kakao. Korban diduga tersesat di hutan dengan kondisi yang lemah tubuh. Hal itu diketahui karena Bahrin sempat menghubungi istrinya melalu telepon genggam.