Kabar24.com, JAKARTA—WWF meluncurkan riset bertajuk Living Planet Report 2016 yang untuk mengukur keanekaragaman hayati dengan menghimpun data populasi beraneka spesies vertebrata.
Plt. CEO WWF Indonesia Benja V. Mambai mengatakan Living Planet Report (LPI) diluncurkan 2 tahun sekali untuk mengukur dampak, penyebab, dan tanggungjawa terhadap ekologi bumi.
LPI dapat dibandingkan dengan indeks pasar saham. Namun, alih-alih memantau perekonomian global, LPI merupakan indikator penting bagi kondisi ekologis planet.
“LPI global didasarkan pada data ilmiah yang mencatat 3.706 spesies vertebrata (mamalia, unggas, ikan, amfibi, reptil) dari 14.152 populasi yang dipantau di seluruh dunia.,” ujarnya, Senin (21/11).
Benja mengatakan sejak tahun 1970-2012, LPI menunjukkan penurunan tingkat keragaman populasi vertebrata sebesar 58%.
Jumlah populasi spesies vertebrata telah mengalami penurunan hingga lebih dari setengahnya dalam waktu kurang dari 40 tahun.
Data menunjukkan rata-rata penurunan tahunan sebesar 2% dan belum ada tanda-tanda bahwa angka ini akan menyusut.
Benja juga menyoroti kontribusi masyarakat urban, dengan tingkat konsumsi tinggi, terhadap jejak ekologi yang turut mempengaruhi bumi.
Jejak ekologi merupakan segala sesuatu yang dihasilkan manusia dari konsumsi yang berdampak langsung pada lingkungan. Sampah dan gas CO2 adalah contoh konkretnya.
Benja berharap riset ini dapat memberikan inspirasi agar bisa mencari solusi dalam menjaga kelangsungan planet bumi.
“Kita hidup di planet ini hanya sekali. Maka menjadi tanggungjawa kita untuk terus menjaga agar planet ini untuk anak cucu kita,” tambahnya.
WWF Luncurkan Living Planet Report 2016
WWF meluncurkan riset bertajuk Living Planet Report 2016 yang untuk mengukur keanekaragaman hayati dengan menghimpun data populasi beraneka spesies vertebrata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rezza Aji Pratama
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium