Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menyarankan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak berprasangka buruk atau panas terhadap situasi politik di Indonesia pasca demonstrasi besar-besaran 4 November 2016.
Menurut Wiranto, lebih baik bila SBY percaya terhadap upaya pemerintah untuk mendinginkan situasi politik.
"Jangan memanas-manasi diri sendiri dong, ya. Lebih baik paham ,bahwa keadaan seperti sekarang tidak perlu dipanas-panasi lagi," ujarnya kepada wartawan di Istana Kepresidenan, Jumat (18/11/2016).
Wiranto menjelaskan, politisi seperti SBY tidak perlu mamanas-manasi terkait isu atau situasi poltik saat ini, karena sebenarnya situasi sudah mendingin. Tokoh politik harus ikut menjaga situasi agar tidak kembali panas.
Jika seorang politisi membuat situasi politik di Indonesia kembali panas, kata Wiranto, maka ada kemauan tersendiri dari politisi tersebut.
"Nah, maunya apa, ditanyakan saja sama yang bikin panas itu," ujar Wiranto.
Sebagaimana diberitakan, SBY berprasangka terhadap Presiden Joko Widodo perihal ancaman-ancaman demonstrasi besar-besaran terkait Pilkada DKI 2017.
SBY menduga pemerintah menuding dirinya di balik ancaman itu. Apalagi anaknya, Agus Harimurti, merupakan salah seorang calon kepala daerah DKI Jakarta.
Karena tak ada klarifikasi dari Presiden Joko Widodo, SBY berinisiatif menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wiranto guna meminta penjelasan.
Kabar terbaru, salah seorang petinggi Partai Demokrat Amir Syamsuddin menyarankan Presiden Joko Widodo untuk menemui SBY, setidaknya sekali saja. Pertemuan dengan SBY, kata ia, bisa mendinginkan suasana politik di Indonesia dan menghilangkan berbagai prasangka yang ada.