Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diprotes Warga, Trump Bagai Presiden yang Tak Dirindukan

Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump bagaikan presiden yang tak dirindukan warganya. Baru saja terpilih, gelombang protes terus menggoyang legitimasinya sebagai presiden terpilih.
Polisi New York memarkir mobil di depan Gedung Trump Tower yang dikelilingi barikade, 10 November 2016./Reunter-Brendan McDermid
Polisi New York memarkir mobil di depan Gedung Trump Tower yang dikelilingi barikade, 10 November 2016./Reunter-Brendan McDermid

Kabar24.com, NEW YORK - Presiden ke-45 Amerika Serikat Donald Trump bagaikan presiden yang tak dirindukan warganya. Baru saja terpilih, gelombang protes terus menggoyang legitimasinya sebagai presiden terpilih.

Warga Amerika yang tidak terima atas kemenangan Donald Trump dalam Pilpres 8 November lalu melakukan aksi unjuk rasa.

Pengunjuk rasa yang memprotes hasil pemilu presiden Amerika Serikat berkumpul di depan Trump Tower - gedung milik presiden AS ke-45 yang baru terpilih Donald Trump. Massa bertambah besar dengan jumlah pendemo yang semakin banyak.

Ratusan orang berunjuk rasa dengan meneriakkan penghinaan terhadap Trump sambil memegang karton-karton bertuliskan kalimat, seperti "Love Trumps Hate" (Cinta mengalahkan kebencian) dan "Trump not my president" (Trump bukan presiden saya), berdasar pantauan di depan Trump Tower di New York, Kamis (10/11/2016) malam waktu setempat.

Sebagian besar dari para pengunjuk rasa adalah orang-orang muda dan remaja, yang berteriak-teriak mengucapkan kalimat, seperti "Kami membenci Trump", "Kami menolak presiden terpilih", dan "Bayar pajak mu" berkali-kali.

Sementara itu, para personel Departemen Kepolisian New York terus berjaga-jaga di depan Trump Tower dan di sepanjang jalan dan di area sekitar gedung tersebut.

Tidak seperti unjuk rasa sebelumnya yang dilakukan tepat di depan Trump Tower, unjuk rasa kali ini dilakukan di seberang jalan Trump Tower.

Hal itu karena bagian depan gedung milik Trump itu sudah dijaga ketat sepanjang hari pasca unjuk rasa besar pada Rabu (9/11).

Trump Tower pada Kamis pagi dijaga ketat oleh sejumlah personel Departemen Kepolisian New York.

Pada pagi hari, di depan gedung milik Trump itu diparkir truk-truk berukuran besar. Hal itu dilakukan agar tidak ada massa yang dapat menembus ke dalam Trump Tower.

Sejumlah truk besar itu diparkir di sepanjang jalan di depan Trump Tower. Namun, pada sore hari truk-truk besar tersebut dipindahkan dan pengamanan di depan gedung diganti dengan barikade beton.

Sebelumnya, ribuan demonstran turun ke jalan di berbagai kota Amerika pada Rabu (9/11) sambil membawa plakat dan mengeluarkan teriakan yang mengecam presiden terpilih AS - Donald Trump - sebagai rasis dan misoginis. Mereka memprotes kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika.

Sekelompok besar massa memadati Fifth Avenue kota New York, di depan Trump Tower tempat presiden terpilih itu tinggal, sambil melambai-lambaikan plakat bertulisan "Love Trumps Hate" (Cinta Mengalahkan Kebencian).

Kelompok lain berkumpul di depan Gedung Putih di Washington, yang segera akan menjadi kediaman resmi Trump. Di Pennsylvania Avenue, di Trump Hotel yang baru saja dibuka, para demonstran berseru "Nyatakan dengan lantang, katakan dengan jelas: Pengungsi diterima baik di sini".

Di tempat-tempat lain di pesisir Timur Amerika, demonstrasi digelar di Miami, Philadelphia dan Boston, di mana demonstran membawa plakat menyerukan pemakzulan Trump dan diakhirinya sistem Dewan Elektor, proses sesuai konstitusi yang membuahkan kemenangan Trump dalam pemilihan presiden, meskipun ia kalah tipis dalam perolehan jumlah suara rakyat.

Di pantai barat, para demonstran di Los Angeles, San Francisco, Portland dan Seattle berpawai dan menutup lalu lintas untuk menyatakan kemarahan karena Trump mengalahkan Hillary Clinton.

Di bagian tengah, protes diselenggarakan di Chicago, di kota-kota kembar Minnesota, Omaha, Nebraska dan Kansas City, Missouri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper