Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PILPRES AMERIKA: Popularitas Trump Meningkat

Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, mempersempit selisih popularitasnya dari lawannya Hillary Clinton dalam jajak pendapat terakhir yang diselenggarakan Reuters/Ipsos.
Donald Trump/Reuters
Donald Trump/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, mempersempit selisih popularitasnya dari lawannya Hillary Clinton dalam jajak pendapat terakhir yang diselenggarakan Reuters/Ipsos.

Menurut jajak pendapat terakhir itu, pernyataan Trump bahwa Pemilu 8 November akan mencurangi dia, beresonansi dengan pandangan para anggota Partai Republik.

"Ingat kawan-kawan, ini sistem yang sudah dicurangi," kata Trump dalam kampanye di Pennsylvania, Jumat  (2110/2016) waktu AS.

"Oleh karena itu kalian mesti keluar dan memberikan suara, kalian harus mengawasi. Karena sistem ini sama sekali curang."

Dalam jajak pendapat terakhir yang diadakan Reuters/Ipsos pada 14-20 Oktober ini, Hillary memang masih memimpin 44 persen melawan 40 persen. Namun selisih menyempit dari jajak pendapat 7-13 Oktober yang dirilis pekan lalu yang ketika itu Hillary memimpin 44 persen melawan 37 persen.

Rata-rata hasil jajak pendapat yang dikumpulkan RealClearPolitics menunjukkan Hillary masih unggul 6,2 persen dari Trump dengan 48,1 persen melawan 41,9 persen.

Trump akan menyampaikan pidato Sabtu (22/10/2016) waktu setempat di Gettysburg, Pennsylvania, yang menjadi situs perang menentukan dalam Perang Saudara di AS di mana Presiden Abraham Lincoln yang juga dari Republik, menyampaikan pidato terkenalnya.

Para pembantu Trump berkata kepada wartawan, bahwa Trump akan menyampaikan argumen penutupnya kepada pemilih dalam pidatonya di Gettysburg itu dan menyampaikan program kerja dalam 100 harinya di Gedung Putih.

Kampanye presidensial Trump mencapai krisis setelah rilis video 2005 bulan ini yang memperlihatkan dia mengaku menggerayangi dan menciumi wanita. Sejak itu dia menghadapi rangkaian tuduhan pelecehan seksual dari para wanita yang dibantahnya bohong semata.

Jajak pendapat Reuters/Ipsos sendiri menunjukkan 63 persen warga AS, termasuk sepertiga kaum Republik, yakin Trump memang melakukan serangan seksual di masa lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper