Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RELAWAN NUSANTARA NU: Ahok Peduli Terhadap Umat Islam

Relawan Nusantara (RelaNU) yang berada di bawah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melihat kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, memiliki kepedulian yang besar terhadap umat Islam.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kedua kiri) berbincang dengan Wakil Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia Masdar Farid Mas'udi (kedua kanan)./Antara
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kedua kiri) berbincang dengan Wakil Ketua Umum PP Dewan Masjid Indonesia Masdar Farid Mas'udi (kedua kanan)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -  Relawan Nusantara (RelaNU) yang berada di bawah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama melihat kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, memiliki kepedulian yang besar terhadap umat Islam.

"Kepedulian yang besar terhadap umat Islam dan prestasi yang nyata misalnya dengan membangun Masjid Fatahillah di Balai Kota dan Masjid Raya Jakarta di Daan Mogot, Jakarta Barat," kata Koordinator RelaNU Taufiq Damas pada acara peringatan Hari Santri Nasional di Wisma Antara Jakarta, Jumat malam (21/10).

Adapun pembangunan Masjid Agung Jakarta senilai Rp170 miliar itu digagas Ahok karena Jakarta belum memiliki masjid raya provinsi, sedangkan Masjid Istiqlal adalah masjid negara.

Taufiq mengatakan selain membangun sejumlah masjid, Ahok yang turut menghadiri peringatan Hari Santri Nasional dengan menenakan peci dan baju koko serta berkalung sarung tersebut, juga mengumrohkan penjaga masjid (marbot) dan penjaga makam setiap tahunnya.

Ahok juga dinilai telah membuat prestasi yang nyata dengan menutup tempat-tempat maksiat seperti Kalijodo, Diskotik Stadium dan Mille's.

Selain itu, dalam rangka Hari Santri Nasional, Ahok juga memberikan beasiswa kepada 33 santri madrasah dan pondok pesantren di Jakarta.

Taufiq mengatakan RelaNU mengajak warga Jakarta, khususnya Nahdliyin untuk tetap berpegang pada konteks kebangsaan dan ke-Indonesiaan agar Pilgub Jakarta tetap damai dan bermartabat dengan tidak mempolitisasi isu SARA serta kembali pada nilai-nilai ajaran Islam yang universal dan pada Pancasila.

Jika dihadapkan pada perdebatan syarat-syarat pemilihan pemimpin, warga Jakarta, khususnya Nadliyin diharapkan kembali pada UUD 1945 Pasal 28 D Ayat 3 yang berbunyi, "Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan".

"Maka jangan politisasi isu SARA dalam Pilkada Jakarta karena setia pada konstitusi UUD '45, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika adalah bentuk komitmen NU terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Taufiq.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Martin Sihombing
Sumber : ANTARA
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper