Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Teroris Kekinian, BIN Dituntut Miliki Jurus Unik

Wakil Ketua Komisi I DPR, Hanafi Rais menilai Badan Intelijen Negara harus memiliki kecakapan unik dan khusus dalam menghadapi pola baru terorisme kekinian yaitu lone wolf teroris dan home ground teroris.
Ilustrasi/JIBI
Ilustrasi/JIBI

Kabar24.com, JAKARTA - Pola dan aktivitas terorisme terus berubah sejalan perubahan kekinian.

Wakil Ketua Komisi I DPR, Hanafi Rais menilai Badan Intelijen Negara harus memiliki kecakapan unik dan khusus dalam menghadapi pola baru terorisme kekinian yaitu lone wolf teroris dan home ground teroris.

"Intelijen kita harus memiliki kapasitas dan kecakapan lebih unik dan khusus untuk mengidentifikasi serta membaca pola teroris kekinian seperti lone wolf terorist dan home ground terorist," kata Hanafi Rais di Jakarta, Jumat (21/10/2016).

Dia mengatakan, selama ini Indonesiaa fokus terhadap ISIS yang ada di Irak dan Suriah namun ternyata pola teroris kekinian semakin berkembang cepat.

Menurut dia, saat ini fenomena teroris memasuki fase sulit untuk ditangani oleh intelijen dan negara mana pun karena gerakannya tidak selalu terhubung dengan organisasi induk.

"Karena itu kecakapan dan keterampilan intelijen harus jeli agar deteksi dini dan sistem peringatan dini berjalan," ujarnya.

Politisi PAN itu menjelaskan, dahulu pola teroris ada organisasi lalu terhubung dengan organisasi induk namun saat ini semakin sulit tertangani karena ada fenomena lone wolf terorist dan home ground terorist.

Menurut dia, lone wolf terorist melakukan tindakan tanpa afiliasi dan organisasi namun bisa melakukan radikalisasi diri sendiri.

"Sementara itu Home ground terorist bisa sendiri dan berkelompok serta tidak pernah secara fisik ke basis ISIS namun bisa melakukan radikalisasi serta lebih dekat dengan fenomena lokal," katanya.

Menurut dia, home ground terorist mengidentifikasikan diri sebagai korban pembangunan dan keadilan negara lalu menempuh jalur radikal melakukan perlawanan.

Dia menegaskan, dua fenomena gerakan teroris itu semakin menjadi tantangan bagi intelijen Indonesia untuk menanganinya terlebih dengan keterbatasan yang dimiliki BIN.

"BIN memang mengalami kendala terutama personel yang kurang dan teknologi masih jauh dari negara-negara lain yang menghadapi tantangan terorisme," katanya.

Namun dia menekankan bahwa BIN memiliki komitmen yang bagus untuk penambahan personel dan peningkatan teknologi intelijen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper