Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pungli di Kepolisian Seperti Lingkaran Setan

Kepolisian dan pungutan liar seolah menjadi dua hal yang tak bisa dipisahkan.
Pungli/istimewa
Pungli/istimewa

Kabar24.com, JAKARTA - Kepolisian dan pungutan liar seolah menjadi dua hal yang tak bisa dipisahkan.

Ada saja celah bagi sejumlah oknum kepolisian untuk bisa meraup cuan dari tindakan yang jelas berseberangan dengan tugas mereka sebagai pelindung masyarakat.

Baru-baru ini, tiga orang anggota kepolisian yang bertugas di gerai atau mobil SIM keliling kedapatan memungut biaya cek kesehatn dari pemohon perpanjangan SIM. Ketiganya pun akhirnya terjaring dalam operasi tangkap tangan.

Belum selesai kasus ketiga oknum polisi di wilayah Polda Metro Jaya tersebut, kini15 personel kepolisian juga terjaring dalam operasi tangkap tangan di wilayah hukum Polda Riau. Sepuluh orang di antaranya adalah personel kesatuan lalu lintas dan 5 lainnya berasal dari satuan Sabhara.

Lima orang diamankan, karena terjerat pengawalan barang ilegal. Adapula yang diamankan, karena menyediakan sarana judi sabung ayam.

Bambang Rukminto, Pemerhati Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISeSS) menilai bahwa pungli di tubuh kepolisian sudah seperti lingkaran setan karena sudah terjadi selama berpuluh tahun. Dia menambahkan yang terlibat dalam tindakan ini bukan saja petugas di tingkat bawah tetapi juga para perwira di tingkat atas.

Menurutnya, memberantas pungli di tubuh Polri terutama di sektor pelayanan publik seperti pengurusan SIM dan STNK, meskipun perlu diapresiasi, hanyalah makeup dari performa kepolisian.

Daun dan Ranting

Bambang mengibaratkan, kedua sektor tersebut sebagai pucuk daun dan ranting  yang gampang terlihat oleh publik.

Dia mendesak agar  kepolisian bergerak lebih jauh dengan memotong batang dan akar tindakan oungutan liar di tubuh Polri.

"Di Lemdik (lembaga pendidikan) sudah menjadi rahasia umum bagaimana masuk pendidikan mulai dari awal atau lanjutan perlu anggaran," sebut Bambang memberi contoh ketika dihubungi oleh Bisnis.com.

Bambang menuturkan, akibat tindakan seperti ini banyak lulusan Sekolah Polisi Negara (SPN) sebenarnya tidak layak menjadi polisi.

Lebih jauh, dia menjelaskan, bagian kepolisian yang tidak berhubungan langsung dengan masyarakat, khusunya SDM malah menjadi akar pungli yang terlihat di masyarakat.

"Di SDM yang tak berhubungan dengan publik lebih parah lagi. Bagaimana promosi dan mutasi bisa dimainkan dan bagian SDM ini yang sebenarnya menjadi akar pungli di pucuk-pucuk yang berhubungan dengan publik," katanya.

Dihubungi secara terpisah, Edi Hasibuan pengamat kepolisian sekaligus Direktur Eksekutif  Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) menyebutkan langkah Kapolri Jenderal Tito Karnavian dalam menyikapi maraknya pungli di tubuh Kapolri patut diapresiasi.

"Artinya Kapolri ini ada keinginan untuk berbenah diri, ada keinginan menertibkan anggotanya," katanya.

Namun, menurutnya, untuk benar-benar menumpas pungli di tubuh kepolisian ada tiga hal yang perlu dibenahi yakni disiplin anggota Polri, kualitas sumber daya manusia, dan kesejahteraannya.

 

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper