Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemantauan Tinggi Air Bengawan Solo Diintensifkan

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo mengintensifkan pemantauan tinggi muka air Sungai Bengawan Solo terkait hujan yang sering turun sejak awal pekan lalu di daerah tersebut.
Ilustrasi: Luapan Bengawan Solo
Ilustrasi: Luapan Bengawan Solo

Kabar24.com, SOLO -Tingginya intensitas hujan mendorong pemantauan di Sungai Bengawan Solo ditingkatkan.

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo mengintensifkan pemantauan tinggi muka air Sungai Bengawan Solo terkait hujan yang sering turun sejak awal pekan lalu di daerah tersebut.

"Petugas selalu siaga terutama jika mendapat informasi di wilayah Klaten dan Boyolali dan sekitarnya hujan teras," kata Koordinator Perawatan Dan Pengoperasian Pompa Air BBWS Bengawan Solo Purwoko di Solo, Jawa Tengah, Rabu (5/10/2016).

Ia mengatakan apabila di daerah tersebut diguyur hujan deras, kemungkinan permukaan air Sungai Bengawan Solo bisa kembali meningkat.

Dia menjelaskan jika kondisi cuaca terus memburuk maka pompa-pompa air di pintu air Joyontakan, Pucangsawit, Demangan, dan Langenharjo siap dioperasikan.

Pintu-pintu air tersebut juga akan ditutup untuk menghindari luapan Bengawan Solo menggenangi pemukiman warga setempat melalui anak sungainya.

Dia menjelaskan di pintu air Pucangsawit yang menjadi titik terendah, pompa dihidupkan saat air mulai di ketinggian empat meter, sedangkan di Joyontakan pompa dihidupkan saat TMA mencapai 2,5 meter.

Seluruh pompa air tersebut juga dipastikan mampu menyedot air dari sejumlah anak sungai Bengawan Solo, saat pintu air ditutup. Pengecekan pompa dilakukan setiap tiga hari sekali guna menghindari kerusakan maupun hambatan teknis lainnya.

"Biasanya air yang datang dari Klaten membutuhkan waktu sekitar 5-6 jam untuk sampai di wilayah Solo. Selisih waktu itulah yang kami optimalkan untuk mengondisikan pompa-pompa air," katanya.

Ia mengatakan pada Selasa (4/10) siang, TMA Bengawan Solo di pintu air Joyontakan terpantau normal, yakni tiga meter.

Kondisi muka air tertinggi selepas hujan deras pada Minggu (2/10) sore tercatat empat meter, namun mulai Senin (3/10) pukul 04.00 WIB ketinggian air terus menyusut setelah pompa dihidupkan selama 12 jam sejak Minggu (2/10) malam.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Surakarta Gatot Sutanto mengimbau warga mewaspadai potensi hujan lebat dan angin kencang selama pekan ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika telah merilis peringatan datangnya pancaroba pada awal Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper