Kabar24.com, SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf meminta Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo ditutup.
Menurut Gus Ipul, sapaan Saifullah, ajaran Taat Pribadi terbukti menyesatkan masyarakat. "Sebaiknya (padepokan itu) ditutup saja," katanya saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (1/10/2016).
Saifullah menuturkan bila padepokan itu tidak segera ditutup, dia khawatir akan semakin banyak orang yang datang ke tempat tersebut.
Selain itu, kata Saifullah, padepokan Dimas Kanjeng sudah pantas ditutup karena dinilai menyebarkan ajaran takhayul. "Sebaiknya aktivitas menyebarkan ajaran-ajaran yang menyimpang dari syariat Islam dihentikan saja," ujarnya.
Jika memang padepokan tersebut ditutup, Saifullah mengusulkan agar bangunan padepokan itu dibuat sekolah atau pesantren. Sebab, jika dimanfaatkan untuk sekolah atau pesantren, bahan ajarnya bisa dipantau.
Bila padepokan itu diubah menjadi lembaga pendidikan, Saifullah tidak khawatir ajarannya akan disalahartikan karena sekolah atau pesantren memiliki kurikulum yang jelas. "Nasab keilmuan agamanya juga jelas sesuai dengan syariat Islam," tuturnya.
Taat Pribadi bersama beberapa pengikutnya diringkus polisi pada 22 September 2016 dengan tuduhan melakukan pembunuhan berencana terhadap dua pengikutnya yang dianggap berkhianat, yakni Abdul Ghani dan Ismail Hidayah.
Polisi juga menyelidiki penipuan yang dilakukan Taat dengan dalih penggandaan uang. Orang suruhan Taat membunuh korban di ruangan tim pelindung Padepokan Dimas Kanjeng di Probolinggo pada 13 April 2016. Korban dibunuh dengan dipukul, dijerat, dan dibekap.
Untuk menghilangkan jejak, pada hari itu juga mayat Ghani dibuang di Waduk Gajah Mungkur, Wonogiri, Jawa Tengah. Adapun mayat Ismail dibuang di wilayah Probolinggo.