Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kota Produsen Obat Terbesar di India Ini Airnya Tercemar

Pusat industri farmasi Medak, India telah berkontribusi sebesar 30% terhadapi PDB negaranya dengan nilai ekspor mencapai US$14 miliar setahun. Namun, menurut penelitian kondisi perairan di sana telah tercemar antibiotik.
Peta Medak India/mapsofindia.com
Peta Medak India/mapsofindia.com

Bisnis.com,JAKARTA-Pusat industri farmasi Medak, India telah berkontribusi sebesar 30% terhadapi PDB negaranya dengan nilai ekspor mencapai US$14 miliar setahun. Namun, menurut penelitian kondisi perairan di sana telah tercemar antibiotik. 

Berabad tahun yang lalu, danau Kazhipally di Medak sering digunakan untuk mandi para pangeran India. Namun, sekarang bahkan penduduk termiskin pun enggan mendekati danau itu.

Hyderabad, Medak merupakan jantung dari industri farmasi di India. Kota yang ditinggali sekitar 2,5 juta jiwa itu menjadi salah satu suplier obat murah terbesar untuk pasar mancanegara, termasuk Amerika Serikat.

Namun, Kishan Rao, dokter dan juga aktivis yang bekerja di zona industri Patancheru, Medaka mengatakan berbagai lapisan masyarakat seperti aktivis, peneliti, dan karyawan perusahaan farmasi itu mengatakan kehadiran 300 perusahaan di daerahnya itu telah membuat danau dan sungai tercampur dengan antibiotik akibat kurangnya pengawasan dan pengelolaan air yang tidak memadai.

“Bakteri resisten telah berkembang biak di sini dan akan memengaruhi seluruh dunia,” ujarnya, seperti dikutip Reuters, Kamis (29/9/2016).

Sifat bakteri lebih seperti terkena antibiotik, semakin besar kemungkinan mereka akan bermutasi maka akan membuat obat-obatan seperti tidak efektif.

Beberapa perusahaan di Medak antara lain, Dr Reddy's Laboratories Ltd, Aurobindo Pharma Ltd and Hetero Drugs Ltd, dan perusahaan asal Amerika Serikat Mylan Inc.

Pemerintah setempat mencatat Patancheru berkontribusi pada 30% PDB India. Adapun nilai ekspornya mencapai US$14 miliar dalam setahun.

Para peneliti telah melakukan riset terkait polusi di area setempat. Hasilnya, pada 2007 kadar antibiotik dalam limbah yang dihasilkan industri lebih tinggi dibanding yang terkandung dalam tubuh pasien yang sedang dalam masa pengobatan. Bahkan limbah itu dibuang ke danau dan sungai di sekitarnya.

Banyak pegawai dari berbagai perusahaan obat di sana membuang limbah kimia ke dalam lubang sampah di dalam pabrik atau langsung ke dalam saluran air pada malam hari.

Juru bicara Pusat Pengendalian Polusi atau The Central Pollution Control Board (PCB) N. Raveendher di New Delhi telah mengkategorikan area Patancheru sebagai "critically polluted".

“Kami menyadari perusahaan-perusahaan itu telah membuang limbahnya ke sarana lokal, tapi mereka adalah profit-making companies. Kami telah mencoba bertindak, tetapi kami tidak bisa membunuh begitu saja industri itu," ujarnya.

Wahab Ahmed, penduduk setempat mengatakan beberapa penduduk di sana mendapatkan sekitar 1.700 rupee atau US$20 per tahun dari perusahaan setempat.

“Tapi apa yang bisa kami lakukan dengan uang sekecil itu sekarang,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper