Kabar24.com,JAKARTA— Taiwan menunjuk mantan menteri luar negerinya Tien Hung-mao untuk mengepalai institusi semi formal yang menangani komunikasi sehari-hari dengan China setelah negeri panda memutuskan komunikasi pada Juni ditengah perseteruan politik.
Penunjukan Tien yang menjabat sebegai menteri luar negeri pada periode 2000 dan 2002 untuk mengepalai Straits Exchange Foundation (SEF) dilakukan menyusul hubungan kedua negara yang tetap dingin sejak terpilihnya presiden Tsai Ing-wen pada Mei lalu.
China yang menganggap Taiwan sebagai salah satu provinsi yang membangkang merasa terguncang dengan penolakan Tsai untuk mendukung kebijakan Once China.
Lembaga China, Kantor Urusan Hubungan dengan Taiwan dalam sebuah pernyataan sebagai respon atas penunjukan Tien mengatakan bahwa hubungan kedua belah pihak hanya akan membaik jika Taiwan menerima kebijakan yang disebut konsensus 1992 tersebut.
Konsensus 1992 merupakan kesepakatan yang tercipta antara Partai Komunis China dan Partai berkuasa Taiwan di masa lalu. Keduanya setuju bahwa hanya ada satu China. Namun, kedua pihak memiliki pengertian berbeda terkait hal ini.
Kepala Kantor Hubungan dengan Taiwan, Zhang Zhijun dalam kesempatan berbeda mengatakan bahwa hubungan kedua negara menghadapi tantangan serius karena sikap partai Democratic Progerssive party yang saat ini berkuasa di Taiwan terkait status Taiwan.
Pengamat menyebutkan bahwa akan sulit bagi Tien yang saat ini menjabat sebagai Ketua Institute of National Policy Research (badan Penelitian Kebijakan Nasional) untuk memperbaiki komunikasi dengan China.
“Efek [Penunjukan ini] tidak akan berpengaruh signifikan dalam memperbaiki hubungan Taiwan-China,” kata Alex Huang, seorang professor dari Tamkang University, Taiwan seperti diberitakan Reuters, Kamis (1/9/2016).