Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo menginstruksikan kementerian/lembaga terkait untuk segera melakukan langkah percepatan kebakaran hutan sebelum memasuki perkiraan titik kritis kebakaran pada September-Oktober ini.
Dalam pembukaan rapat terbatas, Presiden mensyukuri penurunan signifikan titik api sebanyak 74% hingga Agustus 2016 bila dibandingkan dengan tahun lalu. Namun, dia meminta K/L untuk memberi perhatian penuh pada 217 titik api yang saat ini terlihat di wilayah hutan Indonesia.
“Saya lihat beberapa titik ada di Riau, Sumatra Utara dan Sumatra Selatan. Mumpung masih 20, 15, 30 titik api, agar segera diselesaikan, jangan dibiarkan bertambah tapi kalau diselesaikan lebih awal akan lebih bagus,” katanya, di Kantor Presiden, Jumat (12/8/2016).
Kepala Negara meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Kehutanan, Kepolisian RI, dan TNI untuk melakukan penyelesaian sedini mungkin dalam memadamkan titik api.
Dia mengatakan edukasi juga diperlukan untuk pemilik lahan dan masyarakat. Dia juga menginstruksikan untuk melakukan modifikasi cuaca untuk memadamkan titik api.
“Beberapa minggu terakhir ini sudah saya lihat penanganan di darat, lewat udara lewat water bombing saya kira juga sudah dilakukan. Dan mumpung ini masih suasana mendungnya masih ada, mungkin juga teknologi modifikasi cuaca juga bisa dilakukan,” jelasnya.
Selain itu, dia meminta penegakkan hukum yang tegas harus betul-betul dilakukan, baik kasus administrasi, perdata maupun pidana untuk menciptakan kepastian hukum dan memenuhi rasa keadilan masyarakat.
Terakhir, Jokowi meminta perbaikan dan penataan ekosistem gambut oleh Badan Restorasi Gambut (BRG) untuk terus dipercepat agar manfaatnya dapat segera terlihat.
“Tahun lalu sudah saya sampaikan, ini saya ulang lagi dan agar dievaluasi, setiap lahan yang ada agar upaya pembasahan lahan gambut berjalan dengan baik, baik dengan embung maupun kanal-kanal yang tahun lalu sudah kita mulai,” jelasnya.