Kabar24.com,BEIJING— Badai Nida memaksa sejumlah perkantoran, pabrik, dan sekolah-sekolah di Guangzhou, kota di sebelah Selatan China untuk tutup pada Senin (1/8/2016).
Pemerintah setempat menyebutkan situasi tanggap darurat level satu mengharuskan penutupan dalam waktu 24 jam ke depan. Pemerintah berusaha mengantisipasi efek serius yang berpotensi timbul akibat badai tersebut.
“Seluruh unit respon darurat dan bencana diminta mengambil langkah untuk memastikan persiapan seperti ketersediaan air, listrik, gas, transportasi, komunikasi, perawatan medis, pencegahan epidemik, serta pasokan makanan dan usaha-usaha lain untuk meringankan efek bencana,” sebut pemerintah lokal dalam situsnya seperti dikutip dari Reuters, Senin (1/7/2016).
Otoritas di sejumlah provinsi bagian selatan seperti Hunan, Guangdong, Guizhou, dan Yunnan serta Guangxi menetapkan status siaga darurat dan peringatan dini.
CNOOC Limited, perusahaan minyak dan gas lepas pantai milik pemerintah China menunda sejumlah kegiatan operasi. Sejak Jumat (29/7/2016) pihaknya telah mengevakuasi hampir 2.200 orang personil di wilayah Laut China Selatan menggunakan helikopter.
Badai Nida akan menjadi badai keempat yang melanda China tahun ini. Sekitar 800 orang dilaporkan tewas sejak Juni karena bencana alam.
Bulan lalu, Badai Nepartak memaksa sedikitnya 420.000 warga China mengungsi dan menyebabkan kerugian lebih dari US$1.07 miliar di provinsi Fujian.