Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menandatangani kerjasama bidang keagamaan dan pengembangan pendidikan agama dengan Grand Mufti Dar el-Fatwa Lebanon, di Beirut. Kedatangan Lukman merupakan kunjungan balasan yang dilakukan pimpinan Dar el-Fatwa sekitar empat bulan yang lalu di Jakarta, dipimpin Sheikh Kurdi Amin. Menurut Menag, Lebanon dan Indonesia memiliki hubungan yang sangat dekat, meski jarak dua negara sangat jauh.
"Hal itu misalnya terjadi karena dua negara memiliki tradisi yang sudah terjalin sejak lama melalui dunia pesantren. Banyak kitab keislaman yang dikenal kitab kuning di pesantren adalah cetakan Beirut, Libanon," katanya, dikutip dari laman resmi Kementerian Agama, Jumat (22/7/2016).
Lukman mengatakan pengembangan kerjasama bidang agama serta pendidikan agama antar kedua negara sangat penting. Selain mempererat hubungan yang sudah sangat dekat,dia berharap kerjasama kedua negara juga dalam rangka menjaga kepentingan nasional masing-masing.
Adapun sejumlah poin yang diatur dalam MoU ini yaitu, pengembangan kurikulum pendidikan Islam toleran dan moderat, pertukaran beasiswa pelajar dan mahasiswa, pertukaran tenaga pendidik (guru dan dosen), pengembangan pemikiran dan kehidupan keagamaan (pertukaran kunjungan ulama dan dai), serta pengembangan pengelolaan zakat-wakaf, dan penyebran faham agama yang toleran. Grand Mufti Lebanon menyambut baik kunjungan Menag.
Abdel Latif Derian bahkan merasa bangga mendapat kunjungan dari masyarakat Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di dunia. "Perlu dikembangkan terus kejasama kedua negara di berbagai bidang, terutama sosial, budaya dan pendidikan. Kerjasama ini semakin penting, terutama di saat negara-negara Islam di Timur Tengah menghadapi masa-masa sulit dengan munculnya paham dan praktik keagamaan yang ektstrim," ujarnya.