Bisnis.com, SINGAPURA—Asean CSR Network mendorong keterlibatan akademisi untuk membantu mengampanyekan prinsip keberlanjutan dan implementasi corporate social responsibility dala dunia usaha.
Yanti Triwadianti, Chair Asean CSR Network, mengatakan tahun ini pihaknya sengaja menggandeng National University of Singapore untuk memperkuat hubungan antara praktisi dan akademisi. Kolaborasi ini dianggap penting untuk memastikan prinsip corporate social responsibility diterapkan secara tepat oleh kalangan usaha.
“Kami juga menggandeng NUS untuk melakukan sejumlah riset terkait dengan prinsip keberlanjutan dunia usaha di kawasan Asia Tenggara,” paparnya, Kamis (21/7).
Yanthi menambahkan sampai saat ini masih banyak perusahaan yang memiiki persepsi keliru soal CSR. Dia mencontohkan tidak sedikit perusahaan yang menyamakan CSR dengan amal atau charity. Padahal, pada prinsipnya CSR jauh lebih kompleks dari sekadar membagikan uang atau memberikan bantuan kepada masyarakat.
Yanthi menuturkan CSR harus dilakukan dengan prinsip sosial, lingkungan, dan keterbukan. Hal ini berarti perusahaan juga harus memperhatikan dengan seksama dampak bisnis seperti apa dalam proses produksi dan rantai pasokan.
Dia menambahkan pada beberapa negara Asea pemahaman soal CSR berbeda-beda. Perusahaan di Indonesia, Thailand, dan Filiphina misalnya semakin menyadari bahwa CSR bukan hanya kewajiban yang dibebankan pemerintah tetapi juga syarat utama agar bisnis mereka bisa terus bertahan.