Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Palsu: di Balik Sosok dr Indra yang Profesional

Imam Subali, orangtua korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, mengaku tak pernah curiga pada dr Indra. Sosok dr Indra yang sudah sepuh dan profesional samasekali tak menyiratkan bahwa ia tega menyuntikkan vaksin palsu pada buah hati Imam yang lahir beberapa minggu lalu.
Tim dokter Rumah Sakit Harapan Bunda menyampaikan keterangan kepada puluhan warga yang anaknya diduga menjadi korban vaksin palsu dari rumah sakit tersebut di Jakarta Timur, Jumat (15/7). /Antara
Tim dokter Rumah Sakit Harapan Bunda menyampaikan keterangan kepada puluhan warga yang anaknya diduga menjadi korban vaksin palsu dari rumah sakit tersebut di Jakarta Timur, Jumat (15/7). /Antara

Kabar24.com, JAKARTA- Imam Subali, orangtua korban vaksin palsu di RS Harapan Bunda, Jakarta Timur, mengaku tak pernah curiga pada dr Indra. Sosok dr Indra yang sudah sepuh dan profesional samasekali tak menyiratkan bahwa ia tega menyuntikkan vaksin palsu pada buah hati Imam yang lahir beberapa minggu lalu.

"Kami lihat ada beberapa dokter spesialis anak di situ. Saya sepakat dengan istri memilih dr Indra. Pemberian vaksin pun lewat dia. Secara fisik, kami melihat dia sudah sepuh, mapan," ujar Imam.

Mendengar informasi sang dokter menjadi tersangka praktik peredaran vakin palsu, jelas membuat Imam tersentak. Aparat kepolisian menegaskan, Indra Sugiarno merupakan salah satu dari tiga dokter yang ditetapkan sebagai tersangka. Sekalipun awalnya tak pernah curiga, Imam akhirnya yakin tak ada alasan sang dokter menyangkal semua tuduhan. Apalagi berdalih tak tahu kalau vaksin yang ia berikan ternyata palsu.

"Lama-lama begitu tahu informasi RS Harapan Bunda mengoplos botol vaksin, otomatis saya yakin dr Indra tahu," tutur Imam.

Sejak namanya terseret dalam kasus vaksin palsu, lanjut Imam, dr Indra tak lagi bisa dihubungi. "Sejak kasus mencuat, dr Indra tidak bisa lagi saya hubungi," kata Imam.

Kemudian, mengenai adanya program vaksinasi ulang dari pemerintah, Imam mengaku tak ingin terburu-buru mengikutsertakan anaknya. Saat ini, dia fokus pada ada atau tidaknya dampak vaksin palsu bagi buah hatinya.

"Saya tidak akan terburu-buru vaksinasi ulang. Saya akan fokus dulu ke dampak, cairan yang dimasukkan ke tubuh anak saya, berbahaya atau tidak," kata Imam. "Kita tidak tahu steril kah bahan-bahan yang digunakan," tambah dia.

Selain itu, sekalipun IDAI telah menyatakan tak ada efek buruk dari vaksin, Imam mengaku ingin pernyataan itu dinyatakan secara tertulis. "Kami tidak tenang kalau sifatnya hanya lisan. Kami meminta Parlemen mendorong Kementerian Kesehatan, BPOM, IDAI, menyatakan (tak ada efek buruk vaksin palsu) secara tertulis. Agar kami tenang," kata Imam.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper