Kabar24.com, JAKARTA - Sebuah penelitian menyimpulkan Gua Harimau di Desa Padang Bindu, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat, Sumatra Selatan, sebagai lokasi pertama kedatangan pertama manusia Austronesia di Sumatera.
Gua yang ditemukan pada 2008 dan diteliti pada 2009 itu kini dibahas pada simposium internasional tentang studi Austronesia 2016 di Bali.
Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud Harrry Widianto mengatakan di dalam gua tersebut ditemukan lebih dari 80 rangka manusia yang berciri Austronesia. Gua Harimau ini merupakan semacam kuburan dari manusia Austronesia yang tempat tinggalnya bisa diketahui dari berbagai gua yang ada di sekitarnya.
"Ada Gua Putri, Gua Silabe, dan lain-lain,"Harry di sela-sela The International Symposium in Austronesian Diaspora, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (19/7/2016) seperti dikutip dari laman Kemdikbud.go.id.
Gua sendiri ditemukan oleh para peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), di bawah koordinasi arkeolog senior Truman Simanjuntak. Dari penelitian itu disimpulkan bahwa Gua Harimau menjadi lokasi pertama kedatangan pertama manusia Austronesia di Sumatera.
Hary mengatakan Teori Out Of Taiwan menyebut rumpun Austronesia pertama datang dari Taiwan, lalu menyebar ke Sulawesi hingga Polinesia di timur, kemudian menyebar hingga Madagaskar di barat, sampai Vanuatu di selatan.
Namun tidak hanya dari Teori Out of Taiwan yang ada di bagian timur, kemudian bermigrasi dan datang ke Indonesia, tetapi juga dibawa dari daratan Asia Tenggara, menyusur Sumatra, hingga akhirnya sampai ke Gua Harimau.
Lebih lanjut dikatakan Hary dari letaknya posisi Gua Harimau menunjukkan sebuah migrasi rumpun Austronesia tidak hanya datang dari timur, melainkan juga dari barat. Mereka bermigrasi ke Indonesia sekitar 3.500 tahun yang lalu.
Oleh sebab itu Gua Harimau dianggap sebagai "rumah peradaban" bagi rumpun Austronesia dan menjadi tempat penelitian para peneliti Indonesia maupun mancanegara.
"Gua Harimau ini merupakan representasi tentang situs Austronesia di bagian barat, sedangkan di bagian timur ada di Maros Pangkep dan Sangkulirang, di Kalimantan Timur," katanya.
Karena itu guna melindungi dan melestarikan Gua Harimau, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kemendikbud akan membangun museum di sekitar kawasan Gua Harimau.
Pembangunan museum tersebut diharapkan bisa menjadi tempat implementasi dari informasi penelitian yang ditemukan dan dikembangkan peneliti sehingga masyarakat dapat mengetahui informasi tentang penelitian tersebut dengan lebih mudah karena dikemas secara populer.