Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kudeta Turki Digagalkan, Lira Menguat Yen Melempem

Mata uang Turki, Lira menguat terhadap dolar sementara aset safe haven yen melempem pada Senin (18/7/2016) setelah otoritas Turki berhasil menggagalkan kudeta pada akhir pekan dan mengurangi kekhawatiran investor tentang ketidakpastian politik serta risiko geopolitik.
Seorang pria melambaikan bendera Turki usai percobaan kudeta militer ke Presiden Tayyip Erdogan, Sabtu (16/7/2016)/Reuters
Seorang pria melambaikan bendera Turki usai percobaan kudeta militer ke Presiden Tayyip Erdogan, Sabtu (16/7/2016)/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -  Mata uang Turki, lira menguat terhadap dolar sementara aset safe haven yen melempem pada Senin (18/7/2016) setelah otoritas Turki berhasil menggagalkan kudeta pada akhir pekan dan mengurangi kekhawatiran investor tentang ketidakpastian politik serta risiko geopolitik.

Lira berhail menguat kembali setelah pelemahan yang terjadi pada Jumat (15/7/2016) sebesar 5% ketika berita tentang kudeta membuat takut para investor.

Pada awal perdagangan Asia, Senin (18/7/2016), lira menguat 2.2% terhadap dolar.

Otoritas turki menangkap hampir 3,000 komplotan militer yang diduga terlibat kudeta dan memerintahkan penahanan ribuan hakim setelah berhasil menggagalkan kudeta pemberontah yang menggunakan tank dan helikopter  tempur guna mencoba mengulingkan Presiden Tayyip Erdogan.

Sementara itu, yen merosot seiring dengan meredanya tindakan penghindaran resiko oleh investor, dolar menguat 0.5% ke level 105,49 yen dan euro menguat 0.8% ke 116,63 yen. Euro juga menguat 0.2% terhadap dolar ke level US$1,1056.

Salah satu alasan yang menjadikan yen sebagai aset safe haven adalah status kreditor Jepang. Sebagai hasilnya, yen cenderung menguat pada saat terjadi stres pasar. Namu, yen juga sering tertekan ketika minat investor meningkat.

“Saya rasa yen mungkin akan tetap menguat. Menurut saya dolar tidak akan jatuh terlalu dalam di bawah level 100 yen, tetapi mungkin akan sulit untuk menguat ke level lebih dari 107 yen,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Senin (18/7/2016).

Pelemahan yen terhadap dolar pada minggu lalu mencapai lebih dari 4% dan menjadi performa terburuk sejak akhir 2009 karena tertekan oleh spekulasi terkait kemungkinan adopsi stimulus ekonomi yang lebih agresif oleh Jepang yang disebut helicopter money.

Meskipun analis bersikap skeptis tentang wacana pemerintah Jepang untuk benar-benar mengambil tindakan tersebut, obrolan tentang stimulus yang jauh lebih agresif membuat fokus tertuju pada BOJ terkait kemungkinan bank sentral Jepang tersebut akan mengajukan kebijakan moneter yang lebih agresif pada pertemuan yang akan dilaksanakan akhir Juli nanati.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper