Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Abu Sayyaf Sandera WNI: 7 di Panamao, 3 di Pulau Lapac

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam acara silaturahmi dengan media massa di Jakarta, Senin (18/7/2016), memaparkan keberadaan 10 WNI yang masih menjadi sandera kelompok separatis asal Filipina, Abu Sayyaf.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan dalam pembukaan Rakornas Pertahanan Negara di Kemenhan, Jakarta, Kamis (3/12). /Antara
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberikan pengarahan dalam pembukaan Rakornas Pertahanan Negara di Kemenhan, Jakarta, Kamis (3/12). /Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam acara silaturahmi dengan media massa di Jakarta, Senin (18/7/2016), memaparkan keberadaan 10 WNI yang masih menjadi sandera kelompok separatis asal Filipina, Abu Sayyaf.

"Saat ini tujuh WNI terpantau di Panamao, sedangkan tiga lainnya terpisah di Pulau Lapac," kata Menhan.

Tujuh WNI anak buah kapal (ABK) Charles 001 dan tongkang Robby 152 yang ditangkap di perairan Sulu pada 23 Juni, terlihat di wilayah Sitio Lupah Kapituhan, Panamao, Kepulauan Sulu pada 27 Juni bersama pucuk pimpinan kelompok Abu Sayyaf, Alhabsy Misaya dan Salip Mira Kayawan, serta 50 personnel bersenjata.

Kemudian pada 1 Juli, empat sandera WNI masih berada di sebuah desa bernama Pangdan, Kalingalang Caluang (berdekatan dengan Panamao) di bawah pengawasan subkelompok Alhabsyi, sedangkan tiga WNI lain dipindahkan ke Pandami, Pulau Lapac (64 kilometer dari Panamao), di bawah pengawasan subkelompok Majal Adja.

Selain bertujuan untuk menghindari deteksi aparat keamanan dan memudahkan perpindahan, kelompok Abu Sayyaf membagi posisi sandera WNI untuk mengambil keuntungan dengan mengajukan dua tuntutan tebusan.

Sementara itu, tiga WNI ABK kapal pukat tunda LD/114/5S yang diculik di perairan Lahad Datu, Malaysia, pada 9 Juli, juga dibawa ke Panamao sehingga di wilayah itu terdapat total tujuh sandera.

Kelompok penculik tiga WNI tersebut dikenal sebagai Muktadil bersaudara yang beranggotakan Salvador, Brown, Nelson, dan Khadaffy--keempatnya memiliki nama belakang Muktadil.

Filipina

Menurut Menhan, angkatan bersenjata Filipina sedang berupaya menuntaskan gerakan separatis Abu Sayyaf dengan mengerahkan 10.000 pasukan militer, sesuai perintah Presiden baru Filipina, Rodrigo Duterte.

Upaya tersebut dibuktikan dengan laporan tewasnya 40 orang anggota Abu Sayyaf dalam penyerbuan yang dilakukan tentara Filipina, pekan lalu.

"Saat saya ke Filipina mendapat informasi bahwa Presiden (Duterte) akan tegas menghabisi Abu Sayyaf. Rupanya benar, beberapa hari lalu saya terima laporan 40 (pemberontak Abu Sayyaf) mati dan 37 lainnya terluka," kata Menhan Ryamizard.

Penyerbuan kelompok separatis itu akan terus dilanjutkan dari timur ke barat, kemudian ke selatan. hingga mereka terdesak ke perbatasan Malaysia.

Terkait rencana operasi militer untuk membebaskan sandera, kata Menhan, masih perlu dibahas secara detail dalam pertemuan trilateral antarmenteri pertahanan Indonesia, Filipina, dan Malaysia yang akan berlangsung di Kuala Lumpur, Kamis (21/7/2016).

"Apakah nanti kita (Indonesia) akan membantu menutup (pergerakan Abu Sayyaf) dari selatan, itu akan dibicarakan besok Kamis," tutur Ryamizard.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper