Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Pertahanan ISIS Dipastikan Terbunuh

Abu Omar al-Shishani, pria yang dijuluki oleh Amerika Serikat sebagai "menteri pertahanan ISIS dilaporkan tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di kota Shirqat, Irak.
Bendera ISIS/Reuters
Bendera ISIS/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Abu Omar al-Shishani, pria yang dijuluki oleh Amerika Serikat sebagai "menteri pertahanan“ ISIS dilaporkan tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di kota Shirqat, Irak.

Laporan tersebut disampaikan oleh media ISIS di internet. Maret lalu Kementerian Pertahanan AS mengatakan Shishani kemungkinan besar terbunuh dalam serangan di Shirqat. Dengan demikian, untuk pertama kalinya, kantor berita ISIS Amaq membenarkan kematian Shishani 

Para anggota ISIS di sosial media mengucapkan belasungkawa, termasuk memajang foto Shishani di akun mereka, dan menyatakan akan membalas dendam.

Hisham al-Hashimi, penasihat keamanan pemerintah Irak, mengatakan sumbernya di Shirqat membenarkan Shishani tewas bersama beberapa militan ISIS lainnya.

Sementara itu Rami Abdelrahman, kepala lembaga Syrian Observatory for Human Rights yang berbasis di Inggris mengatakan Shishani sempat terluka dalam serangan Maret lalu dan meninggal dunia setelah sempat dirawat di Raqqah.

"Saya mendapat konfirmasi dari dokter yang merawatnya," kata Abdelrahman sebagaimana dikutip CNN.com, Kamis (14/7/2016). Dia mengatakan bahwa ISIS menunda pengumuman kematiannya selama penggantinya belum ditunjuk.

Shishani yang dikenal dengan julukan Umar dari Chechen merupakan salah satu militan yang paling diburu AS dengan hadiah US$5 juta untuk informasi keberadaannya di Suriah atau Irak.

Lahir  1986 di Georgia yang saat itu bagian dari Uni Soviet, Shishani dikenal sebagai penasihat dan orang kepercayaan Abu Bakar al-Baghdadi, pemimpin ISIS.

Dia pernah dipenjara satu tahun pada 2010 atas kepemilikan senjata ilegal. Tahun 2012, dia meninggalkan Georgia menuju Istanbul, Turki, lalu menyusup ke Suriah.

Kematian Shishani adalah satu lagi pukulan telak bagi ISIS yang kehilangan banyak wilayahnya akibat serangan koalisi AS. Saat ini pasukan Irak tengah berupaya merebut Mosul, kota terbesar kedua di Irak.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : www.CNN.Com
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper