Kabar24.om, JAKARTA - Pesawat antariksa Badan Aeronautika dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Juno, berhasil menyelesaikan pembakaran di mesinnya dan memasuki orbit sekitar Jupiter untuk mengawali perjalanan 20 bulan mengitari planet terbesar dalam tata surya itu guna mempelajari bagaimana dan di mana dia terbentuk.
Di laman resminya NASA sebelumnya memperkirakan misi Juno yang diluncurkan hampir lima tahun lalu mencapai tujuan akhirnya, Jupiter, pada 4 Juli malam (Pacific Daylight Time/PDT) atau 5 Juli siang (Eastern Daylight Time/EDT).
Pengendali penerbangan di Laboratorium Propulsi Jet NASA di Pasadena, California, pada Senin(4/7/2016) bersiap sepanjang malam saat pesawat Juno melesat menuju Jupiter dengan laju 200 kali kecepatan suara di ruang hampa antariksa.
"Kami meluncur ke bawah," kata kepala ilmuwan Juno Scott Bolton dari Southwest Research Institute di San Antonio kepada para pewarta pada Senin (4/7/2016).
Senin tengah hari Juno sudah berlayar melewati tiga dari empat bulan utama Jupiter, dengan Io vulkanik, bulan besar terdalam, dalam pandangan.
Juno harus berada dalam posisi tepat, menyalakan mesinnya pada saat yang tepat dan melakukan pembakaran selama 35 menit untuk menghasilkan kecepatan yang cukup supaya bisa ditangkap oleh gravitasi Jupiter.
Sedikit saja kesalahan, Juno tanpa daya akan melewati Jupiter dan gagal menyelesaikan misi satu miliar dolar AS untuk mengintai atmosfer tebal planet itu dan memetakan medan magnet raksasanya.
Para ilmuwan utamanya tertarik mempelajari seberapa banyak kandungan air Jupiter, yang merupakan kunci untuk menentukan dimana tempatnya terbentuk di tata surya.
Asal Jupiter pada gilirannya mempengaruhi perkembangan dan posisi planet-planet yang lain, termasuk Bumi dan lokasi kondusif bagi evolusi kehidupan.
Gravitasi sangat besar Jupiter diduga membentengi Bumi dari berondongan komet dan asteroid.
"Kami belajar tentang alam, bagaimana Jupiter terbentuk dan apa yang dia ceritakan tentang sejarah kita dan dari mana kita berasal," kata Bolton seperti dilansir kantor berita Reuters.
Pesawat Juno dinamai seperti dewi Romawi yang merupakan istri dan adik dari Jupiter, raja mitologis dewa, dan punya kekuatan melihat menembus awan.
Galileo
Hanya satu pesawat antariksa lain, Galileo, yang pernah mengelilingi Jupiter, yang lima kali lebih jauh dari matahari ketimbang Bumi dan diorbiti 67 bulan yang diketahui.
Bolton mengatakan Juno kemungkinan akan menemukan lebih banyak lagi.
Tujuh pesawat antariksa Amerika Serikat lainnya melewati raksasa gas itu dalam misi pengintaian singkat sebelum menuju ke tempat lain di tata surya.
Tim pengendali darat akan memonitor kemajuan Juno selama pembakaran bensin dengan mendengarkan serangkaian sinyal radio.
"Mereka benar-benar not musikal. Berdasarkan pada not musik apa yang dikirim, kami akan tahu bagaimana sesuatu dilakukan," kata Bolton.
Selama pendekatan ini, Juno butuh cukup keberuntungan untuk terbang melalui cincin lemah Jupiter tanpa kena partikel-partikel di sekitarnya yang tertarik sangat cepat sehingga bahkan yang berukuran satu sel darah pun bisa berakibat fatal.
Pesawat itu harus berbalik dengan sangat cepat dan menghadap ke matahari supaya 18.698 sel suryanya bisa mulai mengiri kembali baterai.
"Saya tidak akan menghembuskan nafas sampai kami kembali menghadap matahari lagi," kata Bolton.
Juno akan terbang di orbit sangat elips berbentuk telur yang lewat dengan kecepatan (4.800 kilometer) di atas puncak awan Jupiter dan di dalam sabuk radiasi kuat planet.
Komputer Juno dan perangkat ilmiah sensitif ditempatkan di kubah titanium 180-kg untuk perlindungan.
Namun selama 37 orbitnya mengitari Jupiter, Juno akan kena paparan setara dengan 100 juta sinar X dental, kata Bill McAlpine, manajer pengendali radiasi untuk misi itu.
Pesawat antariksa buatan Lockheed Martin diperkirakan bertahan selama 20 bulan.
Pada akhir orbitnya, Juno akan menyelami atmosfer Jupiter, tempat dia akan hancur dan menguap.
Seperti Galileo, yang mengelilingi Jupiter selama delapan tahun sebelum jatuh ke planet itu pada 2003, kehancuran Juno dirancang untuk mencegah mikroba yang membonceng dari Bumi mengontaminasi bulan Jupiter yang memiliki samudra, Europa, target studi kehidupan luar angkasa masa depan.