Kabar24.com, MANADO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Utara belum menemukan peredaran vaksin palsu, termasuk di puskesmas seluruh Sulawesi Utara.
Kepala Dinas Kesehatan Sulut Jemmy Lampus mengatakan alur pengadaan vaksin langsung dari Kementerian Kesehatan baru ke Dinas Kesehatan provinsi. Setelah itu, disalurkan ke Dinkes kabupaten/kota untuk selanjutnya diberikan kepada rumah sakit pemerintah dan puskesmas yang membutuhkan.
“Vaksin palsu sangat sulit beredar karena kami memberikan secara gratis. Biasa mereka meminta, kami bagikan, tidak dibeli. Sampai saat ini, belum ditemukan vaksin palsu di Sulut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/6/2016).
Dengan adanya temuan vaksin palsu di berbagai daerah, Dinkes Sulut menginstruksikan Dinkes kabupaten/kota meningkatkan kewaspadaan dini terhadap kemungkinan beredarnya vaksin palsu.
Untuk masyarakat, Lampus mengharapkan vaksinasi tetap dilakukan di puskesmas dan posyandu di naungan Dinkes Sulut.
Pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada seluruh pelaksana pelayanan imunisasi baik pemerintah maupun swasta memeriksa kembali sumber pembelian vaksin BCG, campak, polio, hepatitis B dan tetanus toksoid.
“Jika sumber pembelian vaksin tersebut diragukan mohon tidak digunakan,” ujarnya.
Dia menambahkan yang mengetahui vaksin tersebut palsu atau tidaknya adalah Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Di Sulawesi Utara sendiri, sejak isu vaksin palsu bergulir, Dinkes Sulut langsung membentuk tim untuk inspeksi mendadak ke sejumlah rumah sakit, klinik, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain.
“Tapi prinsipnya, kalau untuk di sarana pelayanan kesehatan negara kami yakin tidak ada vaksin palsu. Karena dropping-nya dari Biofarm, umumnya yang beli legal tidak mungkin palsu karena terdaftar di BPOM,” tambahnya.
Pada kesempatan berbeda, Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan Manado Susan Gratia Arpan mengatakan sejauh ini belum ada laporan maupun temuan terkait vaksin palsu.
“Belum ada temuan, untuk vaksin palsu,” tuturnya lewat pesan singkat.